TEMPO.CO, Barru - Kementerian Perhubungan menargetkan jalur rel kereta api Trans Sulawesi Railways sepanjang 46 kilometer terpasang hingga akhir 2016. Jalur sepanjang ini sepertiga dari total 146 kilometer jalur tahap I yang menghubungkan Kota Makassar-Parepare. Rencananya, jalur tahap I rampung pada 2018.
Pemasangan rel dimulai di titik nol di Desa Lalabata, Tanete Rilau, Barru, Jumat, 13 November 2015. Pemasangan dilakukan di Kabupaten Barru menuju Parepare sepanjang 1,5 kilometer yang telah terpasang bantalan rel. Selanjutnya dipasangi rel secara bertahap.
Peresmian pemasangan rel dilakukan secara simbolis oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko bersama Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. ”Hari ini dimulai sejarah baru perkeretaapian. Yang pertama, di luar Jawa dan Sumatera,” katanya.
Hermanto menuturkan, hingga akhir tahun, rel sepanjang 16 kilometer diupayakan rampung. Pemerintah menggelontorkan dana Rp 771 miliar untuk konstruksi serta Rp 200 miliar untuk pembebasan lahan. Pada 2016, dianggarkan Rp 1 triliun untuk menyelesaikan jalur sepanjang 30 kilometer. Pengerjaan rel tahap I ditargetkan selesai pada 2018 dengan perkiraan total biaya Rp 6 triliun.
Gubernur Syahrul mengatakan seluruh unsur pemerintah berkomitmen mendukung program pembangunan jalur kereta api lintas Sulawesi. Syahrul memastikan bakal rutin berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk memastikan proyek berjalan lancar.
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Sulawesi Selatan M. Ichsan menuturkan sejauh ini masih ada 29 dari 729 bidang tanah area proyek tahap I yang belum dibebaskan pemerintah. Alasannya, pemilik tanah rata-rata berada di luar Sulawesi Selatan.
Mengetahui informasi itu, Gubernur Syahrul memerintahkan pejabat terkait segera mencari solusi. Dia juga meminta keikhlasan pemilik tanah. ”Proyek ini bermakna bagi rakyat dan bangsa. Lagi pula tidak ada ganti rugi, melainkan ganti untung,” ucapnya.
AAN PRANATA