TEMPO.CO , Jakarta:Katib Aam Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyatakan sepakat dengan pemerintah Arab Saudi memotong kuota haji Indonesia asalkan keselamatan haji terjamin. “Pemerintah Saudi tidak perlu ngoyo untuk meningkatkan kapasitas tampungan jamaah ibadah haji. Cukup jaminan keselamatan, keamanan, dan ketenteraman,” kata Yahya dalam diskusi PBNU perihal tragedi Mina di kantornya, Jumat, 2 Oktober 2015.
Yahya juga mengimbau kepada pemerintah supaya tidak mengambil langkah menambah kuota haji. Alasannya, menurut Yahya, ibadah haji hukumnya wajib bagi yang benar-benar mampu. Makna mampu itu termasuk kemampuan secara fisik, bisa melakukan proses ibadah haji dan bisa menjamin keselamatan badan serta nyawanya.
Baca Juga:
“Potong saja semua kuota itu sampai betul-betul dijamin keselamatan ini. Biarkan mengantri, kalau keduluan malaikat Izroil, saya jamin tidak dosa,” ujar Yahya di hadapan peserta diskusi.
Yahya menilai faktor utama terjadinya tragedi Mina adalah begitu banyak jamaah yang menumpuk karena adanya benturan arus. Tumpukan arus jamaah tersebut sulit dikelola sehingga desak-desakan antarjamaah tidak dapat dihindari. Yahya menuntut pemerintah Arab Saudi untuk disiplin. Selain itu harus ditekankan masalah akurasi dalam perhitungan jemaah haji agar tragedi Mina tidak terulang.
Harapan ke depan, Yahya mengimbau agar ibadah haji ini tidak dijadikan sebagai sumber ekonomi. “Hapus interest ekonomi dalam penyelenggaraan ibadah haji tiap tahun. Bukan soal kemewahan, melainkan pengalaman spiritual dan keamanan beribadah,” katanya.
DANANG FIRMANTO