TEMPO.CO, Kupang - Tiga pesawat F16 milik TNI Angkatan Udara terlihat bermanufer mengitari langit di atas Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, hingga ke Pulau Rote, yang berbatasan dengan Australia.
Warga menduga manufer pesawat tempur itu terkait dengan eksekusi terhadap duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, di Lapas Nusakambangan, Rabu dinihari, 29 April 2015. "Ada pesawat tempur yang bolak-balik di udara," kata Toni, warga Pulau Rote, kepada Tempo, Rabu 29 April 2015.
Menurut Toni, manufer pesawat tempur F16 itu menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat. Apakah sedang mengejar pesawat asing atau melakukan pengamanan usai dieksekusinya duo Bali Nine. "Mungkin juga berkaitan dengan pengamanan wilayah perbatasan," ujar Toni.
Namun kecurigaan warga ditampik oleh Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) El Tari, Kupang, Kolonel Penerbang Andi Wijaya. Menurut Andi, keberadaan tiga pesawat F16 itu di wilayah Nusa Tenggara Timur tidak ada kaitannya dengan eksekusi mati terhadap dua warga negara Australia itu. "Tidak ada hubungan dengan Dua Bali Nine," ucap Andi.
Andi menjelaskan keberadaan tiga pesawat F16 itu berkaitan dengan kegiatan latihan, yang bertujuan meningkatkan kualifikasi bagi para penerbang TNI AU. "Kami tidak monitor soal Bali Nine," tutur Andi.
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran merupakan dua dari delapan narapidana kasus narkotika yang dieksekusi mati di Lapas Nusa Kambangan. Terpidana mati lainnya adalah Martin Anderson, Raheem Agbaje, Rodrigo Gularte, Sylvester Obiekwe Nwolise, Okwudili Oyatanze, dan seorang warga negara Indonesia, Zainal Abidin. Adapun Mary Jane Fiesta Veloso, terpidana mati asal Filipina ditunda eksekusinya.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbot, maupun Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, berkali-kali meminta pemerintah Indonesia membatalkan eksekusi terhadap Andrew dan Myuran. Berbagai ancamanpun dikemukakan, karena Presiden Jokowi menolak membatalkan eksekusi terhadap Andrew dan Myuran.
YOHANES SEO