TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah dua organisasi Islam terbesar di dunia. Keduanya berhasil berkembang dengan caranya masing-masing. "Muhammadiyah itu cara mengurusnya seperti holding company. Sedangkan NU franchise," ujar Kalla saat Pembukaan Pra-Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu, 7 Maret 2015.
Di Yogyakarta, KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18 Nopember 1912 dan 14 tahun kemudian, atau 31 Januari 1926, KH Hasyim Ashari mendirikan NU. Para pengamat sejarah melihat bahwa Muhammadyah mewakili golongan Muslim modern, sedangkan NU rumah bagi golongan Muslim tradisional.
Pidato Jusuf Kalla, yang berasal dari keluarga NU di Sulawesi Selatan, penuh dengan guyonan. Dia menyamakan Muhammadiyah dengan perusahaan Grup Astra yang bermodel holding company. Sedangkan NU seperti McDonald's. "Kan kiai mana saja bisa bikin pesantren, dikasi cap NU, jadi deh," ujarnya yang disambut gelak tawa peserta.
Menurut Kalla, model pengembangan kedua organisasi keagamaan itu terbukti sukses dan masih bertahan hingga saat ini. "Jadi saya minta jangan ada yang diubah," ujarnya. Jaringan sekolah (pendidikan) dan rumah sakit milik Muhammadyah memang sangat kuat di berbagai daerah. Sementara pesantren milik warga NU tersebar di banyak wilayah.
Dalam Pembukaan Pra-Mukmatar ini, JK sempat menyebut tantangan Muhammadiyah ke depan yakni bagaimana menggerakkan umat. "Jadi mari kita bicara dakwah itu secara baik, bicara perdagangan, bicara usaha baik ke depan, supaya ada keseimbangan," ujarnya.
Sebelum menghadiri Seminar Nasional Pra-Muktamar Muhammadiyah itu, Jusuf Kalla meresmikan gedung sekolah pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta JK School of Government.
TIKA PRIMANDARI