TEMPO.CO, Kendari - Penertiban pedagang kali lima di pasar tradisional Kota Lama, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa, 23 September 2014, berlangsung ricuh. Para pedagang yang menggelar dagangannya di lahan parkir di bagian selatan pasar melakukan perlawanan.
Para pedagang menolak dipindahkan ke lokasi pasar yang sudah disediakan Pemerintah Kota Kendari. Merasa diperlakukan secara kasar, mereka mengejar petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melakukan penertiban.
Menghindari amukan para pedagang, ratusan anggota Satpol PP lari menjauhi pasar. Saat itulah Kepala Bidang Perundangan Satpol PP Kota Kendari, Jayus, 49 tahun, terjatuh. Warga Jalan Wulele, Kendari, itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Santana. Namun nyawanya tidak tertolong.
Dokter Teesa, yang memeriksa Jayus, mengatakan korban meninggal dunia karena serangan jantung. Saat tiba di rumah sakit sekitar pukul 09. 48 Wita, korban sudah tidak bernyawa.
Diperkirakan korban sudah meninggal dunia 10 menit sebelum tiba di rumah sakit. "Dari rekam jantungnya, saat tiba di rumah sakit, sudah flat, tidak ada lagi aktivitas jantungnya. Dugaan sementara, korban kena serangan jantung,” kata Teesa.
Dari pemeriksaan terhadap tubuh korban, kata Teesa, tidak ditemukan adanya tanda-tanda luka fisik. “Hanya ada sedikit luka lecet di bagian bawah mata kiri," ujarnya.
Kepala Bidang Penertiban Satpol PP Kota Kendari, Asri Bina, menjelaskan, penertiban ini merupakan operasi rutin sesuai dengan perintah Wali Kota Kendari Asrun. Bahkan penertiban terhadap para pedagang kaki lima di pasar ini sudah memasuki pekan ketiga.
“Kami minta mereka menempati los yang sudah disediakan di dalam pasar, tapi selalu ditolak,” ucapnya. Ia menambahkan, saat kericuhan terjadi, ia ikut lari bersama Jayus. “Saya selamat. Mungkin karena saya perempuan,” tuturnya.
Salah seorang pedagang, Wa Ota, mengatakan insiden itu tidak akan terjadi bila petugas Satpol PP bertindak lebih ramah dan sopan. "Barang daganganku ditendang. Mereka tidak kasihan. Padahal saya sampai membungkuk dan memegangi petugas,” katanya.
Wa Ota memaparkan, petugas berlaku kasar terhadap seorang pedagang telur ayam sampai-sampai seluruh telurnya pecah. Sedangkan sang pedagang jatuh pingsan. Karena itulah emosi para pedagang terpancing dan mereka melakukan perlawanan.
Wa Ota mengaku ikut mengejar para petugas Satpol PP. Namun Wa Ota berani menjamin kematian Jayus bukan karena dipukuli pedagang. “Petugas itu tiba-tiba jatuh di depan Pelabuhan Lanud," ujarnya.
ROSNIAWANTY FIKRI
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Istri AKBP Idha Endri Kuasai Harta Bandar Narkoba
Golkar Terbelah Hadapi Voting RUU Pilkada
Resmi, Demokrat Dukung Pilkada Langsung
Akhirnya, Jokowi Bocorkan Nama Kabinetnya