TEMPO.CO, Solo - Kalangan pedagang atau pemilik usaha kuliner olahan daging anjing di Kota Solo meminta ada solusi terbaik terkait mencuatnya rencana pengaturan atau pelarangan peredaran daging anjing di masyarakat. Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.
Hal itu mengemuka seusai para pedagang atau pemilik usaha kuliner olahan daging anjing di Solo itu menggelar audiensi di bilangan Nayu, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 20 Januari 2024. Ketua paguyuban pedagang atau pemilik usaha kuliner olahan daging anjing Agus Triyono mengemukakan mencuatnya pemberitaan penangkapan truk pengangkut 226 anjing dari Subang, Jawa Barat, di gerbang Tol Kalikangkung, Semarang baru-baru ini berimbas terhadap operasional usaha mereka.
"Iya, sangat berpengaruh. Karena langsung tidak ada pemasok (anjing) yang berjualan di Solo Raya. Ada yang sudah tutup hampir 3 mingguan ini. Kalau terus begini ya untuk ekonomi kita bisa hancur," ujar Agus kepada awak media, Sabtu, 20 Januari 2024.
Padahal, kata Agus, selama ini mereka mengandalkan penghasilan dari berjualan kuliner olahan daging anjing untuk menafkahi keluarga, membayar biaya sekolah anak-anak, membayar utang di bank, hingga ada yang membayar gaji untuk pegawai. Tapi karena warung tutup ya otomatis berhenti. "Pegawai itu juga punya istri dan anak, penghasilannya juga dari situ," katanya.
Sejauh ini banyak pemilik usaha kuliner olahan daging anjing tersebut belum bisa beralih ke jenis usaha lainnya. Kalau pun ada yang sudah mencoba, tidak semua bisa berhasil karena banyak yang kemudian tidak laku hingga kehabisan modal. "Mau mencari pekerjaan lain ya belum ada langkah untuk itu," ucapnya.
Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Sudarsi. Dia meminta pemerintah tidak asal menutup usaha mereka begitu saja dan berharap dapat dicarikan solusi terbaik. "Saya mohon kepada pemerintah agar tidak hanya pecinta anjing saja yang didengarkan suaranya, tapi juga ini dari PKL Solo Raya Bersatu, berharap solusi agar bagaimana kita bisa tetap mencari nafkah yang layak," katanya.
Agus mengatakan, pihaknya meminta agar pemerintah menggelar audiensi dan duduk bersama dengan komunitas pecinta anjing untuk menemukan solusi. Dia mengklaim daging anjing yang dijualnya berasal dari anjing liar dan bukan peliharaan.
"Supaya kami dapat solusi dan berbicara, duduk bersama dengan pemerintah. Monggo bagaimana baiknya langkah yang selanjutnya, apakah kami mau dimodali, kalau bisa menutup utang dan memberi solusi pekerja yang lain, kita siap untuk beraudiensi, dan kita juga meminta keadilan karena kita kan juga masyarakat Indonesia," tuturnya.
Dia menyebut saat ini dj Kota Solo sendiri masih ada sekitar 30 pedagang daging anjing dengan kebutuhan 1-4 ekor anjing per hari. Sedangkan untuk wilayah Solo Raya diperkirakan ada seratusan pedagang.
Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan bakal segera menindaklanjuti polemik seputar peredaran daging anjing di Kota Solo. Menurutnya Pemerintah Kota (Pemkot) Solo saat ini tengah menyiapkan regulasi yang akan mengatur tentang peredaran daging anjing di wilayah tersebut.
Kota Solo dan beberapa daerah di Solo Raya beberapa waktu terakhir ini kembali menjadi perhatian publik menyusul mencuatnya penangkapan sebuah truk yang mengangkut sekitar 226 anjing dari Subang, Jawa Barat, di gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, baru-baru ini. Ratusan anjing itu diduga kuat akan dikirim dan diedarkan ke wilayah Solo Raya.
"Ya nanti kami tindaklanjuti ya," ujar Gibran saat dimintai tanggapan oleh wartawan terkait polemik seputar peredaran daging anjing di Kota Solo, Kamis, 18 Januari 2024.
Pilihan Editor: Jokowi Minta Ketemu Megawati