TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Ramadhan Pohan mengapresiasi langkah Kementerian Pertahanan yang membatalkan rencana pembelian dan penerimaan hibah pesawat angkut C-130 Hercules dari Australia.
"Kalau benar pembatalan ini karena penyadapan, toplah," kata Ramadhan sambil mengacungkan jempol tangan kanannya di gedung DPR, Selasa, 26 November 2013.
Politikus Partai Demokrat itu lantas mendesak pemerintah untuk menghentikan kerja sama lainnya dalam bidang pertahanan dengan Negeri Kanguru. Hal itu dianggapnya perlu sebagai pernyataan sikap pemerintah Indonesia terhadap pemerintah Australia yang belum juga meminta maaf atas penyadapan.
Menurut dia, Indonesia tak usah takut menghentikan kerja sama pertahanan dengan Australia. Sebab, masih banyak negara lain yang berpotensi dalam bidang pertahanan. "Masih ada Rusia, Cina, dan Jerman. Australia jangan merasa sok penting," ujarnya.
Ramadhan berpendapat jika Australia tak kunjung meminta maaf, Indonesia bisa lebih tegas dengan menghentikan kerja sama dalam bidang pangan dan ekonomi. Indonesia kini mengimpor banyak komoditas dari Australia. Namun, ia menganggap Indonesia bisa dengan mudah membeli komoditas tersebut dari negara lain.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan menyatakan tak meneruskan rencana pembelian enam pesawat angkut C-130 Hercules bekas dari Australia. Tawaran hibah empat unit pesawat serupa dari Negeri Kanguru pun ikut ditolak.
INDRA WIJAYA