TEMPO.CO, Jakarta - Kasus yang menimpa Briptu Rani memang bukan satu-satunya kasus yang sempat mencoreng nama polwan sebagai bagian dari Kepolisian Republik Indonesia. Kriminolog Indonesia, Adrianus Meliala, menuturkan bahwa setidaknya ada beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa tindak pelecehan terhadap polwan bisa terjadi.
“Pertama, yang jelas itu adalah kasus. Kedua, kejadian ini mengindikasikan bahwa Polri belum memperlakukan polwan secara optimal,” tutur anggota Komisi Kepolisian Nasional ini, saat dihubungi Tempo melalui telepon, Jumat malam, 30 Agustus 2013. Dengan demikian, menurut dia, sampai saat ini masih ada pihak polki (polisi laki-laki) yang melihat polwan itu bukan sebagai rekan kerjanya. (baca: Perwira Polwan Yakin Briptu Rani Hanya Oknum)
“Masih ada polisi yang melihat perempuan, alih-alih sebagai partner kerja, malah menganggapnya hanya sebagai teman,” ia menambahkan.
Di samping itu, Adrianus menambahkan bahwa budaya laki-laki memang sangat kuat di kepolisian, termasuk masih adanya anggapan bahwa perempuan itu lemah. (Baca: Briptu Rani: Keramahan Saya Disalahartikan)
Melihat dari sisi polwannya, Adrianus menilai bahwa ada polwan yang tampaknya memang tidak sanggup menunjukkan kemampuannya di antara para polisi laki-laki. (Baca: Curhat Briptu Rani Setelah Dipecat Jadi Polwan)
Baca Juga:
“Ada juga yang tidak sanggup bertahan pada kemampuan otak, kemampuan lainnya, dan akhirnya mulai menggunakan kemampuan ‘kewanitaannya’,” kata pria yang mendapatkan gelar PhD untuk bidang kriminologi di The University of Queensland, Brisbane, Australia, ini.
Ia kembali melanjutkan bahwa hal tersebut pada akhirnya membuat perempuan menurunkan dirinya sebagai rekan kerja. Dengan demikian, perempuan terlihat lebih lemah sehingga akhirnya bisa terjadi hal yang lebih ekstrem, misalnya timbul pelecehan seperti yang dialami oleh Briptu Rani. (Baca lengkap: Polwan Jelita)
AISHA
Topik Terhangat
Polwan Jelita | Lurah Lenteng | Rupiah Loyo | Konvensi Demokrat | Suap SKK Migas
Berita Terpopuler:
Briptu Rani: Keramahan Saya Disalahartikan
Jusuf Kalla: Jokowi Harus Nyapres
Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?
Relokasi Blok G Cepat, Jokowi Tungguin Tukang Cat
Disebut Terkait Impor Sapi, Dipo Alam Berkelit