TEMPO.CO, Sleman - Para saksi kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sleman (Cebongan) dinyatakan belum siap hadir dalam sidang di Pengadilan Militer. Sebab, secara psikologis mereka masih trauma dan sadar betul siapa tersangka yang akan disebut.
Sebanyak 12 tersangka penembakan terhadap empat tahanan titipan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta di LP Cebongan adalah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup II Kandang Menjangan Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah. Para saksi yang melihat langsung penyerangan 23 Maret 20013 lalu, juga meminta untuk menggunakan telekonferensi saat persidangan digelar.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, penggunaan telekoferensi bisa dilakukan. "Kalau di Mahkamah Konstitusi (MK) kan sudah biasa," kata Mahfud MD, Minggu 2 Juni 2013.
Di peradilan, kata dia, memang sangat rijid. Harus ada tanda tangan, disumpah. Namun sekarang ini zaman teknologi, orang sudah terbiasa. Kalau saksinya misalnya palsu juga akan ketahuan juga. Menurut dia, usulan menggunakan teknologi telekonferensi itu sangat bagus. Itu bagus jika tujuannya untuk menghapus psicological gap saksi dan terdakwa dalam kasus Cebongan. "Saya setuju, bagus itu. MK sudah menggunakan teknologi itu lima tahun lebih untuk memeriksa orang dari jarak jauh," kata dia.
Tim psikolog yang dibentuk oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) belum menemukan satu saksi pun yang bersedia untuk datang memberikan keterangan di Pengadilan Militer. Padahal ada 42 saksi yang diperiksa dalam kasus itu. Sebenarnya ada 43 saksi, tetapi satu saksi tidak melihat langsung kejadian itu, yaitu Kepala LP saat itu Sukamto Harto.
LPSK sudah mengusulkan telekonferensi ke Mahkamah Agung. Namun usulan itu belum ada jawabannya. "Kami melakukan identifikasi terhadap saksi. Siapa sih yang mau dilibatkan dalam kasus ini. Mereka menghadapi masalah hukum sendiri," kata anggota LPSK Inspektur Jenderal (Purnawirawan) Teguh Soedarsono.
MUH SYAIFULLAH
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha |Fathanah
Baca juga
EDSUS GENG MOTOR
Calon Kapolri Bocor, Kompolnas Protes Komnas HAM
Adik John Kei Tewas Ditembak
Inter Dibeli Erick Thohir, Ini Komentar Zanetti
SBY Dapat World Statesman Award, Beri 4 Janji