TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah komisioner Komnas HAM dinilai terlalu banyak, sehingga rentan terhadap kepentingan politik. Pengurangan jumlah komisioner dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas kerja lembaga.
"Saya pikir lebih baik hanya lima sampai tujuh orang saja, tapi berkualitas," ujar advokat Todung Mulya Lubis dalam diskusi bertajuk Masa Depan Komnas HAM dan Permasalahannya Jelang Pemilu 2014 di Hotel Aryaduta, Jumat, 1 Maret 2013. Todung, yang ikut menyusun undang-undang HAM dan pernah dicalonkan sebagai pimpinan Komnas, menilai jumlah 35 orang untuk komisioner terlalu banyak.
"Sehingga rawan ditunggangi kepentingan politik tertentu," ujar Todung. Sejak desain awal komisi, Todung melanjutkan, proses seleksi Komnas HAM diwarnai politik transaksional. "Ada ketakutan pihak tertentu kalau Komnas HAM menjadi terlalu independen."
Todung mengalami sendiri proses politik di DPR saat diminta maju menjadi salah satu pimpinan Komnas HAM. "Ketika itu unsur Orde Baru masih kuat di DPR, sehingga beberapa calon yang dianggap mengancam harus dijegal."
Dia mengingatkan komisioner Komnas HAM untuk waspada atas upaya untuk menjinakkan komisi. "Dengan menjinakkan komnas, sejumlah calon presiden yang akan berlaga tahun depan, berharap bisa meredam masa lalu mereka yang kelam (dalam kasus pelanggaran HAM)" ujar Todung.
Kisruh yang kini terjadi di tubuh internal Komnas HAM juga dinilai berbahaya bagi integritas lembaga. "Pertarungan ego antara komisioner harus diakhiri," ujar Todung.
Kisruh kepemimpinan Komnas HAM berawal dari perdebatan masa jabatan pimpinan. Sembilan dari 13 Komisioner Komnas HAM menginginkan masa jabatan.pimpinan hanya setahun, atau berkurang 1,5 tahun dari sebelumnya. Namun, empat komisioner menolak. Mereka meminta masa jabatan tetap 2,5 tahun. Setelah dilakukan voting, akhirnya Ketua Komnas HAM, Otto Nur Abdullah, memutuskan bahwa kepempinanan berlangsung setahun.
SUBKHAN
Berita terpopuler lainnya:
Bisnis Mahdiana, Istri Kedua Djoko Susilo
KPK: Silahkan Lapor Data Ibas
Nikah Kedua, KUA Mencatat Djoko Susilo 'Single'
Bradley Manning Beber Pembocoran Rahasia Wikileaks
Ferguson Ingin Jadi Direktur Manchester United
Demokrat Akan Gelar KLB Sebelum April
Kisah Djoko Susilo dan Anak Yatim Piatu
Ada Nama Anas dalam Dokumen Aliran Dana Hambalang