TEMPO Interaktif, Indramayu - Puluhan juta bibit tanaman mangrove yang telah ditangkar ratusan petani di Kabupaten Indramayu terancam tidak bisa terpakai. Penyebabnya karena tidak ada rencana penanaman mangrove oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu.
Seperti diungkapkan Ketua Kelompok Mangrove Sejahtera, Sukarto Edianto, Jumat (16/4). "Pada 2008 lalu banyak dilakukan kegiatan penanaman mangrove," katanya. Melihat peluang itu, akhirnya petani pun berlomba-lomba untuk melakukan penangkaran bibit mangrove.
Saat ini tercatat ada sekitar 15-20 kelompok penangkar tanaman mangrove di Kabupaten Indramayu. "Satu kelompok anggotanya biasanya mencapai ratusan orang," katanya. Kelompok Mangrove Sejahtera di Blok Karanganyar, Desa Ilir, Kecamatan Kandanghaur, misalnya, saat ini memiliki anggota sebanyak 220 kepala keluarga (KK).
Namun, pada 2009 kondisi sebaliknya justru terjadi. "Saat petani sudah banyak yang melakukan penangkaran tanaman mangrove, justru Pemkab Indramayu tidak lagi melakukan kegiatan penanaman mangrove. "Pada tahun itu hanya ada sekali penanaman mangrove. Itu pun dilakukan Pemprov Jabar dengan penggunaan bibit yang tidak banyak," katanya.
Dengan ketiadaan lagi penanaman mangrove, akibatnya jutaan bibit tanaman mangrove saat ini terbengkalai. "Kelompok saya saja sudah telanjur menanam bibit mangrove sebanyak 500 ribu batang," katanya.
Jika ditambah dengan bibit yang ditanam kelompok lainnya, maka jumlahnya bisa mencapai puluhan juta bibit tanaman mangrove. Sedangkan usia tanaman tersebut rata-rata telah mencapai 1,5 tahun. "Padahal untuk batas penangkaran bibit mangrove tidak boleh lebih dari dua tahun," katanya.
Akibatnya, petani pun merugi. Mereka mengaku sudah mengeluarkan modal cukup banyak untuk menangkar bibit mangrove. "Biaya tanam mangrove mencapai Rp 200 per batang, di antaranya untuk keperluan bibit awal, kantong plastik, dan upah buruh," katanya. Dengan bibit mangrove sebanyak 500 ribu batang, maka kelompoknya telah mengeluarkan modal senilai Rp 100 juta.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Aep Surachman, saat dikonfirmasi mengungkapkan penanaman mangrove memang memungkinkan di Kabupaten Indramayu. "Pasalnya dari 114 kilometer panjang pantai di Kabupaten Indramayu, sekitar 50 persennya sudah mengalami abrasi," katanya.
Namun diakui Aep, anggaran untuk melakukan program penanaman itu sangat minim.
IVANSYAH