TEMPO Interaktif, Jayapura - Cuaca buruk menghambat pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) ke beberapa wilayah Pegunungan Tengah Papua. Seperti di Kabupaten Jayawijaya, Tolikara, Pegunungan Bintang dan Puncak Jaya.
Menurut Sales Representatif PT Pertamina (persero) Pemasaran BBM Retail Region VII Jayapura, Ayub Rito, tidak terangkutnya BBM mengakibatkan penumpukan drum-drum di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura. “Untuk tembus ke daerah itu, hanya dapat dilewati dengan menggunakan pesawat berbadan kecil,” katanya di Jayapura, Rabu (27/1).
Biasanya pesawat pengangkut BBM ke Pegunungan Tengah Papua mampu mengangkut BBM hingga empat kali pulang-pergi, dengan kapasitas membawa sekitar tigapuluh dua drum. “Cuaca buruk sudah hampir satu bulan, maka saat ini hanya ada satu kali penerbangan, itupun jika cuaca mendukung,” jelasnya.
Ayub juga menegaskan, tak terangkutnya BBM ke wilayah Pegunungan Tengah Papua bukan hanya kali ini saja, disamping persoalan cuaca, armada angkut ke beberapa wilayah itu juga masih kurang. “Sampai sekarang hanya ada satu pesawat yang melayani pengiriman BBM ke daerah itu. Ini sangat minim. Paling tidak harus ada sekitar tiga hingga empat pesawat,” ungkapnya.
Jika banyak yang beranggapan bahwa alokasi BBM ke daerah pegunungan Papua sangat kurang, itu juga tak benar, sebab menurut Ayub saat ini alokasi ke daerah itu sudah cukup, untuk premium saja per bulannya rata-rata 335 kiloliter per bulan, sedangkan solar 243 kiloliter per bulannya. “Persoalannya bukan kurang stok, tapi tak terangkut. Jika kita mau tambahkan alokasinya, bisa saja tapi percuma jika tak terangkut,” jelasnya.
CUNDING LEVI