TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Geram karena sejarah makin dilupakan, membuat beberapa profesor dan dosen unjuk rasa bersama mahasiswa baru jurusan sejarah Universitas Gadjah Mada. Mereka menuntut pelajaran sejarah diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat atas.
Demo pagi ini itu diawali aksi teatrikal mahasiswa baru. Mereka membawa spanduk di bundaran kampus dengan yel yel: Jangan Lupakan Sejarah Bangsa Kita. Guru Besar Sejarah UGM, Profesor Suhartono, dan Adaby Darban, serta dosen Sri Margono dan Uji Nugroho berbaur dengan mahasiswa dan bergantian berorasi.
Profesor Suhartono mengatakan, prihatin sejarah dianaktirikan pemerintah. "Buktinya kurikulum sejarah makin dihilangkan," ujarnya. Menurut Suhartono, dengan hilangnya sejarah maka hilang pula nasionalisme.
Dosen yang lain, Uji Nugroho, menuntut pelajaran sejarah diajarkan mulai dari tingkat dasar hingga tingkat atas.
Mahasiswa baru sejarah, Alif Wilham Syah, mengaku ikut dalam aksi moral untuk memperlihatkan kepada masyarakat sejarah wajib dihargai. "Setelah Indonesia merdeka justru sejarah dilupakan," kata Alif, putera asal Sumenep tapi hari itu mengenakan sarung dan baju lurik.
Menurut Koordinator Aksi Unggul Sudrajat, aksi moral para dosen, mahasiswa baru yang tergabung dalam Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada ini karena mereka menilai masyarakat semakin jauh dari sejarahnya. "Sejarah hanya menjadi kumpulan arsip berdebu karena tidak dijadikan pijakan masa kini dan mendatang," ujarnya.
Bernarda Rurit