Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelas Tersangka RMS Dievakuasi ke Jakarta

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Ambon:Sebelas tersangka kasus makar FKM/RMS yang ditahan Polda Maluku sejak 25 April 2004, akhirnya dievakuasi ke Jakarta hari ini (6/5). Para tersangka itu dievakuasi dari Polda Maluku tepat pukul 13.00 WIT dengan dua buah panser jenis Baracuda dan selanjutnya menumpang pesawat Lion Air ke Jakarta untuk menunggu proses hukum.Mereka dikawal 30 personel Brimob Kelapa Dua dari Mabes Polri. Mereka yang diberangkatkan masing-masing Sekjen FKM Moses Tuwanakotta, isteri Alex Manuputty (Olly Manuputty), anaknya Christin Kakisinna Manuputty, Frans Sinmiasa, John Keilahu, Ongen Usmany, Raimond Tuapattinaya, Domingus Pattiiha, Arnes Paniwel, Sahertian dan John Markus.Frans Sinmiasa adalah pegawai Kantor Gubernur Maluku yang ditangkap warga di kediamannya di Kelurahan Batu Meja, Kota Ambon pada Selasa (4/5) lalu. Direktur Reskrim Polda Maluku, Kombes Pol. S. Usman Nasution, kepada pers siang ini mengatakan sebelas tersangka tersebut diberangkatkan dengan status pemindahan tahanan ke Mabes Polri. "Para tersangka melakukan perbuatan makar, melanggar Pasal 160 KUHP dan berkas mereka telah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Maluku," terangnya.Menurut Usman, kini Polda Maluku telah menangkap 38 orang anggota FKM/RMS, 27 di antaranya masih mendekam dalam tahanan Polda Maluku. "Polisi juga berhasil menangkap dua anggota FKM/RMS masing-masing Beni Matahurila, umur 58 tahun, dan Marthen Sapeno, umur 37 tahun," ujarnya. Beni adalah Koordinator Operasional FKM/RMS Kelurahan Benteng. Ia ditangkap di Jalan Jan Paais pada pukul 12.00 siang ini. Sementara Marthen ditangkap di depan Mapolda Maluku ketika yang bersangkutan usai memotong rambut.Polisi, kata Usman, juga menangkap dua orang perusuh di lokasi konflik di Waringin/Talake, masing-masing Abaye alias Aba (29) warga Kampung Iha, Tantui dan Ruslan alias Alan (23), warga Kebun Cengkeh. Mereka ditangkap saat hendak menyulut bom rakitan di Waringin/Talake. "Dari tangan kedua perusuh ini polisi menyita barang bukti berupa tiga buah bom rakitan dan alat penyulut berupa korek api gas dan obat nyamuk yang sedang terbakar," terang Usman.Abaye dan Ruslan kini dimintai keterangan di Mapolda Maluku untuk pengembangan lebih lanjut siapa-siapa saja yang terlibat dalam aksi pembakaran dan pengeboman di lokasi konflik Talake/Waringin. Jonathan - Tempo News Room
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

3 Oktober 2022

23 April 1965, 3 peleton RPKAD atau Kopassus berhasil mengalahkan 2nd Para Inggris, saat penyerangan ke Plaman Mapu, Kalimantan Barat. 9 orang pasukan payung elit Inggris tewas, sedangkan Kopassus hanya kehilangan 2 prajurit. Pasukan para Inggris sangat elit, seleksi untuk masuk ke Parachute Regiment sangat berat. Zimbio.com
Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

TEMPO.CO--RPKAD atau Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat merupakan nama untuk Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sebelum menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.


Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

16 Mei 2021

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

Polresta Pulau Ambon menetapkan tiga orang sebagai tersangka pelaku pengibaran bendera separatis RMS di Desa Ulath,


Wisata Sejarah Jejak Portugis di Ambon, Papalvo Papalele Tak Pernah Ingkar Janji

21 Desember 2020

Aktivitas papalele di Gang Pos, Jalan Sultan Hairun, Kota Ambon, Senin, 7 Desember 2020. TEMPO | Khairiyah Fitri
Wisata Sejarah Jejak Portugis di Ambon, Papalvo Papalele Tak Pernah Ingkar Janji

Papalele memainkan peran yang amat penting selama konflik Ambon terjadi pada 1999. Prinsipnya kemanusiaan, kepercayaan, dan kesetiaan.


3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

26 April 2020

Bendera RMS dibentangkan di Polres Ambon (13/8). TEMPO/Mochtar Touwe
3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

Ketiga petinggi RMS tadi memasuki halaman Kantor Polda Maluku dengan membentangkan bendera RMS.


Traveling Cuma Sehari di Kota Ambon

1 Agustus 2018

Pantai Pintu Kota, Ambon, Maluku. Pantai ini berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Ambon dan menjadi salah satu objek wisata yang terkenal. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Traveling Cuma Sehari di Kota Ambon

Kami menginap di hotel yang berlokasi di tengah Kota Ambon untuk memulai traveling.


Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

27 Januari 2017

Bendera RMS dibentangkan di Polres Ambon (13/8). TEMPO/Mochtar Touwe
Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

Bendera itu diturunkan pada pukul 07.00 oleh polisi. "Polisi sempat meminta keterangan pihak sekolah sebagai saksi."


Mantan Laskar Jihad Ambon Serahkan Senjata Api kepada Polisi

31 Oktober 2016

Aparat TNI dan Polri berusaha menghalau warga yang kembali terlibat konflik di Ambon, Maluku, Selasa subuh (15/5). Konflik yang kembali terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional Pattimura ke-195 mengakibatkan belasan sepeda motor terbakar dan 50 orang luka-luka. ANTARA/Jimmy Ayal
Mantan Laskar Jihad Ambon Serahkan Senjata Api kepada Polisi

Senjata yang diserahkan secara sukarela itu terdiri atas 1 pucuk laras panjang, 3 pucuk laras pendek, 2 mortir, dan ratusan peluru.


Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

22 April 2016

John Wattilete, Presiden RMS. TEMPO/ Prita
Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

RMS menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) yang berkedudukan di Vanuatu, sama seperti yang dilakukan Papua.


Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia

21 Mei 2015

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama meletakan batu pertama Prasasti Jarum Mei 1998 ini untuk mengenang tragedi Mei 98 di TPU Pondok Rangon, Jakarta (17/05). Prasasti ini sebagai tanda memorialisasi TPU Pondok Rangon sebagai salah satu situs sejarah terkait tragedi Mei 1998. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia

PBB mencatat sebanyak 75 persen dari konflik besar yang terjadi di dunia saat ini berakar pada dimensi kultural.


Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

8 Juli 2014

Helmi Wattimena, Ketua Front Kedaulatan Maluku Republik Maluku Selatan (FKM4RMS) Amerika Serikat. TEMPO/Lolo
Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

"Jika Jokowi menang, mungkin sakit hati kami bisa lebih melunak. Kami bisa bicara dengan beliau. Kami juga manusia yang rindu keadilan."