Berdasarkan pantauan Tempo di ruang penghitungan suara di gedung Pasca Sarjana ITB Bandung, Kamis, selain Gus Dur dan BJ Habibie, terdapat pula nama-nama seperti Nurcholis Madjid, Rektor ITB Lilik Hendrajaya, serta pengusaha Fadel Mohamad (Bukaka Grup). Calon lainnya berasal dari kalangan dosen, karyawan dan bahkan ada tiga nama dari kalangan mahasiswa.
Hingga pukul 16.30 WIB proses penghitungan suara yangterbagi ke dalam tiga kelompok tim kerja itu masih terus berlangsung. Menurut Ketua Panitia Pelaksana Dr.Ir.AliBasyah Siregar yang ditemui di ruang kerjanya, proses penghitungan suara itu belum final. Kemungkinan besar, jumlah calon masih terus bertambah hingga pengumuman resmi pada hari Senin (13/8).
Menurut Basyah, proses pendaftaran para pelamar dari luar masih dibuka hingga Jum’at (10/8) hari ini. “Oleh karena itu saya meminta agar pengumuman para calon bisa dilaksanakan secara bersamaan nanti pada hari Senin, setelah nama calon dari luar juga tuntas dihitung,” katanya.
Calon rektor kali ini, menurut Basyah, diharapkan merupakan orang egaliter, berpendidikan doktor,mempunyai kemampuan manajerial sebagai chief officer. Calon rektor juga dituntut memiliki sense of bussines dan sense of education. Adapun syarat lainnya adalah bahwa calon rektor harus sehat secara jasmani dan rohani, berstatus WNI, menyerahkan makalah singkat dan CV lengkap, serta mengikuti acara perkenalan bakal calon.
Sedangkan persyaratan selanjutnya untuk menjadi calon definitif, kandidat harus lolos uji melalui proses pemungutan suara di sidang SA (Senat Akademika) ITB.Selanjutnya,i calon harus tampil dan menyampaikanpandangan tentang pengembangan ITB dalam Forum Warga ITB. Setelah itu, dia harus menulis, menyerahkan, serta mempresentasikan makalah kepada senat ITB.
Jika seluruh tahapan itu berhasil dilalui, menurut Basyah, maka calon rektor tersebut dipastikan menjadi calon jadi. Akan tetapi, ada satu sayarat lagi yang harus dilalui, yakni dia harus lolos melalui pemilihan Majelis Wali Amanat (MWA). “ Ini adalah lembaga semacam MPR- nya kampus ITB yang akan terbentuk pada tanggal17 Agustus 2001,” tutur Basyah.
Pada tahap calon nomine, kata Basyah, jumlah calon tidak akan dibatasi. Hanya saja, pada tahap berikutnya, yakni tahap bakal calon, jumlah calon akan dibatasi maksimal 15 orang. Setelah itu, akan diseleksi lagi pada tahap calon potensial menjadi lima orang. Untuk menuju jenjang calon definitif, panitia akan menyaring lagi dengan target sebanyak tiga orang calon rektor. “Selanjutnya MWA-lah yang akan menentukan siapa diantara ketiganya yang paling layak menjadi rektor,” katanya.
Untuk selanjutnya, katanya, kinerja rektor tidak lagi diawasi oleh pemerintah melainkan oleh MWA, SA dan dibantuoleh Dewan Audit Independen. Proses penerimaan dan pemilihan rektor ini diperkirakan akan berakhir pada bulan Oktober dan akan menghabiskan biaya sekitar Rp 100 juta.
Menurut Ketua Senat Akademika ITB Prof.Ir.Moh.Sahari Besari,M.Sc,Ph.D, model rekrutmen rektor yang ditawarkan secara terbuka kepada pasar ini akandiiukuti juga oleh perguruan tinggi lainnya seperti IPB (Institut Pertanian Bogor), UGM (Universitas Gajah Mada), dan UI (Universitas Indonesia). Menurut Sahari, selain merupakan implementasi dari diberlakukannya PP No.155 tahun 1999 tentang status Perguruan Tinggi Negeri menjadi BadanHukum Milik Negara, keempat PTN yang sudah di BHMN- kan itu harus melaksanakan otonomi kampus.
Konsekuensinya, katanya, secara bertahap PTN harus melakukan perubahan mendasar dalam strategio perasional. PTN juga harus mengubah kultur masa lalu yang semuanya masih bernuansa jawatan. “Salah satunya adalah model rekruitmen rektor dengan memasang iklan pendaftaran calon rektor ini,” ujarnya. (upiek s)