INFO NASIONAL - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin mengingatkan ada lima tantangan kebangsaan, baik dari internal maupun eksternal yang harus diselesaikan Indonesia. Kelima tantangan itu adalah munculnya pemahaman keliru tentang agama, fanatisme kedaerahan, kurangnya pemahaman mengenai kebinekaan atau kemajemukan, kurangnya teladan dari para pemimpin, dan kurang memahami
Hal ini disampaikan Mahyudin saat membuka sosialisasi empat pilar MPR di aula Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis, 24 Agustus
Tapi, dari kelima tantangan itu, kata Mahyudin, sebenarnya ada persoalan pokok lainnya yang juga perlu diselesaikan, yaitu korupsi, terorisme, radikalisme, juga
Menurut dia, masalah korupsi di Indonesia sudah terjadi dari tingkat paling atas sampai paling bawah. Bahkan dana desa juga dikorupsi. "Di atas jangan ditanya lagi. Dari menteri, DPR, sampai pimpinan lembaga. Saya kadang malu dengan bangsa saya,"
Dia juga menyampaikan Indonesia mengalami darurat terorisme dan radikalisme akibat lemahnya penghayatan serta pemahaman terhadap agama dengan baik. "Orang Indonesia itu mudah kagetan juga mudah kagum. Kadang kita kalau lihat orang asing itu suka menganggap lebih hebat dari kita. Ini yang membuat kita gampang dibodoh-bodohi,"
Mahyudin juga mengutarakan maraknya kasus-kasus narkoba akhir-akhir ini. Karena itu, dia meminta kepada para mahasiswa untuk menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh
"Karena itu, kita sampai hari ini berusaha bangkit menjadi negara yang mandiri. Indonesia dikenal dengan sumber daya alamnya yang kaya raya dengan iklim yang baik, tapi masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Masih terjadi disparitas pembangunan antara Pulau Jawa dan luar Jawa,"
Karenanya, kata Mahyudin, sosialisasi empat pilar MPR sangat penting dilakukan kepada seluruh lapisan masyarakat. "Setiap warga negara Indonesia itu wajib memahami dan mengamankan ideologi negaranya. Jadi tujuan kita tak lain bagaimana bangsa Indonesia bersatu. Sebab, tanpa persatuan tidak mungkin ada bangsa ini. Sebuah bangsa lahir dari perkumpulan. Indonesia memiliki ribuan suku. Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada masalah,"
Hal itu karena ketika ada tantangan untuk mengganti ideologi, semua masyarakat ramai-ramai menolak. Itu bisa dilihat saat adanya organisasi masyarakat yang akhir-akhir ini menawarkan ideologinya, tapi semua masyarakat
Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Marjoni Rachman, mengatakan siap membantu sosialisasi empat pilar MPR di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum di semua wilayah Kalimantan Timur. "Kenapa? Karena pemahaman kita terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara mulai luntur. Jadi program MPR ini perlu kita dukung dan UNTAG (Universitas 17 Agustus 1945) mendukung penuh," ucapnya.
Hadir sebagai pembicara dalam acara ini anggota MPR dari kelompok Dewan Perwakilan Daerah Muhammad Idris.(*)