TEMPO.CO, Subang -Kepala Polda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Anton Charliyan, mengatakan, wilayah Jawa Barat, merupakan kantong penyebaran faham radikalisme dan terorisme. "Buktinya, dalam satu kejadian aksi teror bom Cicendo, 30 tersangka semuanya asal Jawa Barat," ujarnya, saat ditemui wartawan usai memberikan arahan kepada jajaran Polres Subang, Rabu, 23 Agustus 2017.
Dalam upaya mengantisipasi faham kedua bahaya laten tersebut, Anton Charliyan mengaku, terus melakukan berbagai upaya pencegahan. "Setiap saat saya selalu bersama jajaran Polda Jawa Barat terjun ke lapangan, begitu juga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)," kata Anton.
Baca juga:
Hadapi Terorisme, Polisi Digembleng di Padepokan Maung Bodas
Perakit Bom Panci di Bandung Ingin Bergabung dengan ISIS
Menangani ancaman dan penanggulangan radikalisme dan terorisme, menurut Anton, diperlukan upaya dan usaha yang sungguh-sungguh dan tidak bisa dilakukan hanya oleh jajaran kepolisian, BNPT, tetapi juga bantuan dari TNI, tokoh masyarakat, tokoh agama dan peranserta aktif dari masyarakat.
Jenderal bintang dua kelahiran Tasikmalaya tersebut juga mengungkapkan bahwa kecuali faham dan ancaman radikalisme dan terorisme, pihaknya juga terus melakukan penanggulangan benih-benih dan faham intoleran dan ormas anti-Pancasila.
Kapolda Jawa Barat Anton Charliyan mengimbuhkan, potensi bahaya laten faham dan ancaman radikalisme, terorisme, intoleran dan ormas anti-Pancasila di wilayah Jawa Barat, memiliki eskalasi yang sama. Sehingga memerlukan penanganan dan penanggulangan yang saksama.
NANANG SUTISNA