TEMPO.CO, Karawang - Danilaga, penanggung jawab Lembaga Konsultasi Kesehatan Keluarga, Dinas Sosial Karawang menyatakan kasus pelecahan seksual tehadap anak di Karawang terbilang amat tinggi. Ia mencatat sejak awal 2017, pihaknya telah menangani 160 kasus. Sebanyak 30 kasus diantaranya adalah hubungan sesama jenis.
"Kami sangat kewalahan, apalagi hanya ada dua petugas yang menangani mereka. Dalam sehari kami bisa bekerja hingga larut malam untuk assesment mereka," ujar Danilaga saat ditemui Tempo di kantornya, Senin, 21 Agustus 2017.
Baca juga: Kejahatan Seksual Meningkat, DKI Sosialisasikan Internet Sehat
Menurut Danilaga, peningkatan jumlah kasus asusila yang melibatkan anak terus bertambah setiap tahun. "Peningkatan signifikan sejak tahun 2014, makin kesini kasusnya makin banyak dan aneh-aneh," kata dia.
Berdasarkan hasil investigasi timnya, tren buruk itu dipicu oleh persebaran video porno yang mudah diakses. "Kebanyakan pelaku terpicu oleh film dewasa yang mereka tonton di ponsel pintar," ungkap dia.
Baca juga: Anak Nafa Urbach Diincar Paedofilia, Tanda Anak yang Jadi Korban
Dyah Palupi Ekayanti, pekerja sosial di Dinas Sosial Kabupaten Karawang misalnya kerap bekerja hingga belasan jam untuk menangani bocah-bocah korban asusila. Tak jarang, ia bekerja hingga larut malam, bahkan sampai menginap di kantor.
"Saya sampai eneg. Karawang kok sampai segitunya. Dalam sehari saya bisa tangani 6 assesment. Pernah juga dampingi korban atau pelaku hingga jam 3 subuh. Sampai menginap di kantor," ungkap Dyah saat ditemui Tempo di kantor Dinas Sosial Karawang, jalan Husni Hamid nomor 3, Karawang Barat, Senin, 21 Agustus 2017.
Baca juga: Kekerasan Terhadap Anak Meningkat, Yogyakarta Deklarasi #Berlian
Menurut Dyah, laporan asusila yang melibatkan anak tidak hanya datang dari wilayah perkotaan. "Makin ke sini, kasus asusila yang melibatkan anak datang dari kampung-kampung, dari keluarga tidak mampu," kata Dyah.
"Saat ini kasus semacam itu banyak terjadi di pedesaan. Mayoritas adalah anak - anak TKW. Mereka tidak diasuh dengan baik karena bapaknya sibuk menikah lagi. Hari ini saja ada enam laporan (kasus asusila anak-anak) dengan background keluarga TKW," ungkap Dyah.
Baca juga: Adakah Penyembuhan untuk Pengidap Paedofilia?
Saat ini, ia tengah menangani tiga bocah pelaku kasus persetubuhan terhadap kambing dan teman sepermainan mereka. Pelaku adalah A, 12 tahun, T, 12 tahun dan Y, 13 tahun. Tiga bocah asal Kelurahan Tanjungpura, Kecamatan Karawang Kota itu dilaporkan bergantian menyetubuhi seekor kambing dan 6 anak laki - laki lainnya pada pertengahan Juli 2017 lalu.
"Kita baru pertamakali menangani kasus zoophilia yang dilakukan anak-anak. Ini miris dan mengerikan," kata Dyah di sela proses assesment tiga pelaku.
Baca juga: Cegah Kekerasan terhadap Anak, Orang Tua Harus Melek Informasi
Berdasarkan hasil wawancara, ketiga bocah itu melakukan hal menyimpang setelah menonton video hubungan seks dengan binatang. "Kalau dilihat, ini karena keingintahuan mereka yang terlampau tinggi. Kami sedang gali, apakah ini kelainan jiwa atau mereka hanya memuaskan rasa penasaran saja," ungkap Dyah.
HISYAM LUTHFIANA