TEMPO.CO, Jakarta - Sedikit demi sedikit kopi latte seduhan barista diseruput Presiden Joko Widodo (Jokowi). Perlahan tapi pasti Jokowi menghabiskan secangkir kopi berornamen lukisan daun di bagian permukaannya. Saking nikmatnya, Jokowi sampai tak merasa busa kopi menempel di bibirnya. Entah siapa yang memberi kode, buru-buru Jokowi mengelap busa tebal itu dengan tisu.
Jokowi ingin tamu-tamu negara menikmati kopi asli Indonesia. Sebab kopi lokal kualitasnya tak kalah dibanding kopi impor. Itulah sebabnya, Jokowi membuat acara ngopi di Istana selama perayaan HUT RI ke-72 untuk memperkenalkan kopi Indonesia kepada tamu-tamunya.
"Saya ingin mengenalkan brand kopi lokal ke tamu-tamu negara. Silakan pesen langsung dan bandingkan rasanya dengan brand luar negeri," ujar Jokowi sambil menyeruput kopi di Istana Negara, Selasa, 15 Agustus 2017.
Baca juga: Cicipi Botok Ikan Masak Putih, Jokowi: Pedas tapi Enak
Melalui acara ngopi di istana, Jokowi berharap kopi Indonesia dikenal di berbagai negara. Mengingat akan ada banyak tamu negara berkunjung ke Istana Kepresidenan selama persiapan dan perayaan HUT RI ke-72. Jokowi memanfaatkan momentum acara tanggal 17 Agustus mengangkap produk kopi dalam negeri.
Kopi dari pengolahan Mengani, Kintamani, dan Bali, Jokowi memilihkan dua jenis kopi di Istana. Satu black honey, satu lagi adalah hasil teknik pengolahan Micro Lot. Total, 200 kilogram biji kopi dibawa ke Istana Kepresidenan dengan harga per kilogram bisa mencapai Rp 200 ribu.
Simak pula: Rangkaian Pesan Presiden Jokowi di Hari Pramuka 2017
Sebanyak 13 barista diundang ke Istana untuk menyeduh kopi. Mereka dari Bali dan sebagian besar anak-anak muda. "Barista ini (profesi) penting. Perlu diperbanyak training barista seperti mereka," ujar Jokowi.
Berdiri di belakang coffee bar di sudut Istana Negara, para barista itu sigap dan lincah melayani pesanan tamu. Seorang barista butuh waktu 3-5 menit secangkir kopi latte dengan coffee art selesai dibuat.
Pemilik Mengani, Hendarto Setyabudi, mengatakan para barista tersebut kerap menjuarai kompetisi kompetisi di tingkat nasional, ada juga yang merupakan juri kompetisi barista di tingkat internasional.
"Tiga belas barista yang saya bawa merupakan wakil-wakil Indonesia untuk kejuaraan barista," ujar Hendarto. Ketigabelas barista itu, kata Hendarto, akan bertugas di Istana Kepresidenan hingga 17 Agustus 2017.
Setelah tanggal 17 Agustus, kegiatan ngopi di Istana Kepresidenan tak akan berhenti. Menurut Kepala Staff Kepresidenan Teten Masduki, yang mengkoordinir ngopi di Istana, kegiatan ngopi ini akan dibuat rutin. Usai kopi-kopi dari Bali, selanjutnya adalah kopi-kopi dari daerah lain yang tak kalah berkualitas.
Teten menambahkan bahwa ngopi di Istana Kepresidenan juga untuk meningkatkan level kualitas kopi. Menurut dia, tak bisa tamu-tamu negara disiapkan kopi hasil dapur Istana melulu. "Istana seharusnya punya standar ngopi yang berkualitas sambil mempromosikan kopi lokal," ujar Teten menjelaskan keinginan Jokowi.
ISTMAN M.P.