INFO BISNIS - Suku Aborigin adalah penduduk asli Benua Australia. Secara fisik, mereka berkulit gelap dan berambut keriting atau bergelombang, mirip seperti suku di Papua. Dalam sejarahnya, tepatnya 40 ribu tahun silam, leluhur orang Papua memang pernah berlayar hingga ke Australia dan kemudian mereka diyakini sebagai warga pribumi Australia. Oleh pendatang Australia, warga pribumi dikenal dengan sebutan aborigin. Kata itu berasal dari bahasa latin "ab dan origine" yang berarti dari awal dan diperuntukkan bagi penduduk yang sejak awal telah tinggal di tempat itu. Sejak dulu, keseharian suku Aborigin percaya pada roh agung serta hidup selaras dengan alam.
Dalam kehidupannya, mereka hidup dari mencari ikan dan berburu binatang liar, seperti kanguru dengan menggunakan tombak, panah, serta senjata khas bumerang. Suku ini tidak pernah tinggal lama di suatu daerah dan tidak pernah jauh dari sumber air. Rumah mereka sangat sederhana, terbuat dari ranting pohon serta dedaunan. Meski kini kawasan Australia, khususnya Perth telah dilanda modernisasi, suku Aborigin masih tetap mempertahankan tradisi dan kebudayaan mereka.
Baca Juga:
Di masa lalu, kualitas hidup penduduk Aborigin tidak sebaik para pendatang. Kondisi ini terjadi sekitar 1770 silam setelah James Cook tiba di Australia untuk menjadikannya sebagai daerah kekuasaan Raja Inggris. Populasi suku Aborigin berkurang drastis karena kondisi tubuh yang rentan dan tidak mampu melawan virus yang dibawa bangsa Eropa lewat para pelaut serta narapidana. Penyakit menular, seperti cacar, sifilis, dan influenza menjadi penyebab menurunnya jumlah suku Aborigin.
Sejarah kelam suku Aborigin menjadi bagian gelap kisah di Australia. Pada 13 Februari 2008, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada penduduk pribumi Aborigin atas kebijakan "generasi yang tercuri" (stolen generations) yang diakuinya sebagai sebuah kekeliruan masa lalu. Pidato yang berlangsung di ruang Parlemen di Canberra itu disampaikan di hadapan Parlemen Australia dan warga Aborigin. Pidato itu menyebut masa depan mencakup semua warga Australia serta masyarakat adat dan nonadat. Semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses kesehatan, prestasi pendidikan, juga ekonomi yang baik.
Sesuai janjinya, Rudd menjamin pemerintah Australia menghormati masyarakat adat Aborigin sebagai budaya berkelanjutan tertua dalam sejarah manusia. Itulah sebabnya, peninggalan suku Aborigin masih bisa ditemukan dan terpelihara dengan baik.
Baca Juga:
Di sekitar Perth, berjarak sekitar tiga jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat atau sekitar 250 kilometer, kita akan menemukan Pinnacles Desert di Nambung National Park. Arkeolog mengatakan ribuan tahun lalu, tempat ini pernah menjadi permukiman suku Aborigin. Meski Nambung National Park sudah menjadi bagian wilayah Cervantes Western Australia, namun akses dari Perth menuju kawasan ini sangat mudah dijangkau. Di tempat ini, kita seakan berada di planet lain. Sebab, hanya terdapat hamparan pasir dan batu-batu kapur tinggi nan sunyi terhampar luas.
Pemandangan ini sangat berbeda dengan Perth yang identik dengan keindahan kota, sungai, juga pantai. Walau Nambung National Park jauh dari pusat Kota Perth, di Cervantes kita bisa menemukan hotel yang nyaman. Pencarian hotel di kawasan Nambung sangat mudah, yakni hanya melalui satu aplikasi di Wego.
Atau jika tidak ingin berjalan terlalu jauh ke Perth, dapat mampir ke Yanchep National Park untuk lebih tahu dan mengenal tradisi suku Aborigin. Di Yanchep, kita dapat mengikuti Aboriginal Tour. Dengan mengikuti perjalanan wisata ini, kita akan diberi penjelasan mengenai kehidupan suku Aborigin. Selain itu, Yanchep memiliki taman, danau, laguna, juga pantai yang indah untuk dikunjungi.
Agustus hingga September menjadi waktu yang sangat tepat untuk berkunjung ke kawasan Perth. Naik pesawat dari Indonesia menuju Perth sangat mudah, apalagi jika memesannya dari situs Wego. Di dalam aplikasi ini, dapatkan juga kemudahan mencari tiket pesawat dengan harga terjangkau.