TEMPO.CO, Ambon – “Mari Katong Jaga Perdamaian di Negeri Jazirah Leihitu,” yang artinya mari kita jaga perdamaian di Negeri Jazirah Leihitu, merupakan tema kegiatan silaturahmi TNI dan Polri bersama seluruh masyarakat Jazirah Leihitu, yakni Desa Mamala, Desa Morela, Desa Wakal, Desa Hila, Kaitetu, Desa Hitu lama, Hitu Mesing, Desa Seith, Desa Ureng, Desa Negeri Lima, serta Desa Ureng, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu, 5 Agustus 2017.
Diawali dengan bersepeda bersama dengan jarak 25 kilometer menuju Desa Hila dari Markas Komando Batalion Infanteri Raider 733/Masariku di Desa Waiheru, Kecamatan Teluk Ambon. Sebanyak 150 anggota aparat TNI & Polri ikut berpartisipasi.
Baca Juga:
Kegiatan tersebut diinisiasi oleh kedua instansi itu guna membangun relasi harmonis antarnegeri untuk menjalin silaturahmi. Berbagai kegiatan berpusat di Desa Hila, di antaranya lomba puisi, lomba menyanyi yang diikuti seluruh siswa-siswi sekolah tingkat SD, juga serangkaian lomba antar-pemuda desa, yakni lomba panjat pinang, lomba bakiak, lomba tarik tambang, dan lomba egrang.
Mereka tak sekadar mengadakan lomba. Lomba dimaksudkan untuk mengurangi kecurigaan antar-pemuda yang ditujukan dalam kerja sama antar-tim dengan bersentuhan secara langsung. Pasalnya konflik antar-desa yang sebelumnya pernah terjadi antara Desa Mamala dan Morela, Desa Hitu dan Desa Wakal, dan Desa Seith serta Negeri Lima supaya terjadi rekonsiliasi antardesa yang bertikai itu dapat berlangsung.
Camat Leihitu, Amin Sopaliu, memberi apresiasi positif terkait dengan kegiatan itu, selain merupakan upaya mendamaikan desa-desa yang berkonflik. Tak hanya bagi masyarakat, menjalin hubungan masyarakat dan aparat keamanan sehingga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan semakin baik.
“Kami memberi apresiasi positif, mudah-mudahan dengan kegiatan seperti ini hubungan silaturahmi antara warga masyarakat Jazirah semakin baik juga hubungan dengan aparat keamanan,” ujar Amin.
Acara ini merupakan yang pertama kalinya melibatkan sebelas desa. Menurut Raja Morela, Yunan Sialana, upaya perdamaian dimulai dari berkumpulnya desa-desa pada kegiatan ini pasalnya simbol perdamaian telah ditunjukkan seperti kerja sama warga Morela mengikuti lomba panjat pinang, melibatkan satu orang warga Mamala. Artinya, perdamaian tengah dibangun. “Ini merupakan satu kebersamaan, saling membantu meraih apa yang mereka inginkan untuk berdamai,” kata dia.
Selain lomba, deklarasi damai akan ditandatangani oleh sebelas desa di Benteng Amsterdam, Hila, disaksikan oleh seluruh masyarakat, Panglima Daerah Komando Militer XVI/Pattimura Mayor Jenderal TNI Doni Monardo, dan Kepala Kepolisian Daerah Maluku Deden Juhara.
RERE KHAIRIYAH