TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Wayan Samsul Bachri mengimbau calon jamaah haji Jawa Timur mewaspadai infiltrasi alias penyusupan paham radikal saat menunaikan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi.
"Bawa warna Indonesia sajalah," kata Samsul, Senin siang, 24 Juli 2017, saat menjawab pertanyaan Tempo ihwal potensi infiltrasi paham radikal terhadap calon jamaah haji Jawa Timur.
Baca: Presiden Jokowi: Islam Radikal Bukan Islamnya Indonesia
Ketika menunaikan ibadah haji, jamaah haji asal Jawa Timur pasti akan berinteraksi atau melihat banyak ragam cara beribadah. "Kami imbau jamaah haji ketika di Mekah dan di sana melihat warna cara beragama dan cara beribadah berbeda, kita bawa warna kita sajalah, apalagi nanti dapat buku, yang mohon maaf, pahamnya tidak seirama dengan kebanyakan di Indonesia," kata Samsul.
Menurut Samsul, persiapan pemberangkatan calon jamaah haji sudah dilaksanakan secara all out. "Alhamdulillah persiapan haji sudah all out, sudah menanti pelaksanaannya," katanya. Secara keseluruhan, kata Samsul, sudah dipersiapkan secara maksimal.
Ada 35 ribu calon haji di Indonesia untuk embarkasi Surabaya. "Baik dari segi transportasi, transitnya di Asrama Haji, katering, termasuk juga persiapan-persiapan lain, tenaga pengawal tim kesehatan, sudah ditata sedemikian rupa," ucapnya.
Simak juga: Jusuf Kalla Minta Menkominfo Kejar Radikalisme di Internet
Samsul mengatakan pihaknya akan memperhatikan persoalan kesehatan calon jamaah haji dalam menjalankan ibadahnya. "Pertama, untuk ketersediaan air kan sudah ada yang steril. Kemudian untuk katering juga sudah dilaksanakan tes. Di antara sekian jenis yang disediakan Saudi Arline, kami pilih yang dinilai higienis," katanya.
Selain mewaspadai paham radikal, persoalan wabah kolera yang menyerang Yaman, negara tetangga Arab Saudi, menjadi perhatian Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur. Kloter pertama calon jamaah haji Indonesia terbang mulai Jumat, 28 Juli 2017.
DAVID PRIYASIDHARTA