TEMPO.CO, Jakarta - Marbot Masjid Falatehan di lingkungan Mabes Polri, Juned, mengaku sempat tak menyadari adanya penusukan dua anggota Brimob tadi malam. Namun, ia mendengar ada kegaduhan di saf paling belakang usai salat Isya. "Tahunya ada kegaduhan, terus jamaah pada kekuar, lari. Saya enggak tahu ada penusukan," ujar Juned ketika ditemui, Sabtu, 1 Juli 2017.
Pria berumur 37 tahun ini juga tak bisa memastikan siapa pelaku penusukan yang mungkin menjadi jamaah rutin di masjid ini. "Kayaknya enggak (bukan jamaah rutin masjid). Ini kan masjid transit," ujarnya.
Saat ini aktivitas di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan mulai kembali normal. Garis polisi yang semalam terpasang sudah dilepas. "Masjid ini sudah mulai digunakan ibadah sejak subuh tadi," kata Juned.
Sebelumnya diberitakan Ajun Komisaris Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful ditikam pria tak dikenal usai menjalankan salat Isya berjamaah di Masjid yang tak jauh dengan Lapangan Bhayangkara, Jumat petang, 30 Juni 2017. Akibatnya, keduanya mengalami luka di bagian leher, telinga hingga wajah.
Keduanya sempat mendapatkan perawatan di RS Pusat Pertamina, Jakarta Selatan sebelum kemudian dipindahkan ke RS Polri Kramat Jati. Sementara pelaku tewas ditembak polisi karena berusaha lari dan mengancam. "Sempat diberi tembakan peringatan, tapi tidak diindahkan," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto saat dikonfirmasi, Jumat, 30 Juni 2017.
Baca juga:
Berdasarkan identitas yang ditemukan, pelaku bernama Mulyadi dan beralamat di Cikarang Selatan, Bekasi. Namun, polisi menduga pelaku menggunakan identitas palsu, sebab saat dicek ulang ke alamat yang tersebut, polisi mendapati ada orang lain yang bernama Mulyadi.
INGE KLARA SAFITRI