Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pameran Ratusan Alat Musik Etnik dari 27 Provinsi di Sonobudoyo

image-gnews
17 kelompok karawitan dan 450 orang pengrawit (sebutan untuk para pemain musik gamelan), berusaha memecahkan rekor dunia Pagelaran Karawitan Terlama 24 jam Non stop di Pendopo Ki Panjangmas ISI Yogyakarta, Jumat (14/12). TEMPO/Suryo Wibowo
17 kelompok karawitan dan 450 orang pengrawit (sebutan untuk para pemain musik gamelan), berusaha memecahkan rekor dunia Pagelaran Karawitan Terlama 24 jam Non stop di Pendopo Ki Panjangmas ISI Yogyakarta, Jumat (14/12). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 200-an alat musik tradisional atau etnik koleksi dari 34 museum negeri yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia dipamerkan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta sejak 26-28 April 2017. Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara 2017 yang mengangkat tema Sounding The Diverse Colletivities itu memamerkan alat-alat musik khas daerah, termasuk yang sudah langka.

“Apalagi beberapa alat music tradisional Indonesia ada yang masuk intangible culture yang diakui Unesco,” kata Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Harry Widianto saat pembukaan pameran di halaman Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Rabu, 26 April 2017.

Baca juga:

Yogyakarta Gelar Festival Wayang Topeng

Beberapa alat music yang dimaksud adalah angklung dan gamelan. Bahkan menjelang pembukaan, peserta pameran diajak berlatih music angklung. Dalam waktu hanya sekitar 15 menit, para peserta bisa menyanyikan sejumlah lagu, seperti Cucak Rowo, Kasih Ibu, juga We Are The World secara bersama-sama.

“Karena ciri alat music masuk kategori kebudayaan tak benda adalah dimainkan. Bukan didiamkan,” kata Harry.

Kepala Museum Sonobudoyo Riharyani menambahkan, ada dua koleksi gamelan langka yang ikut dipamerkan dalam pameran tersebut. Yaitu Gamelan Mega Mendung dari Kasultanan Cirebon pada abad 19 yang dikoleksi Museum Sonobudaya karena peninggalan Java Institute. Kemudian Gamelan Nyai Riris Manis peninggalan Sultan Hamengku Buwono VI saat maasih bertahta sebagai Raja Kasultanan Yogyakarta. “Dua perangkat gamelan itu masterpiece,” kata Riharyani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada pula alat music rinding dari bamboo yang meupakan alat music tradisonal khas dari Gunung Kidul. Juga alat musik bundengan khas Wonosobo yang juga sudah jarang dimainkan. Sedangkan sejumlah alat music tradisonal lainnya antara lain dari museum di Papua, Maluku, NTB, NTT. Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Aceh, juga Museum Nasional Jakarta.

Menurut curator pameran Ons Untoro, alat-alat music yang langka tersebut ikut dipamerkan karena untuk menunjukkan kepada publik tentang keberadaan alat-alat music yang popular pada zamannya. “Dan ternyata alat-alat musi itu terus mengalami perubahan. Kami ingin tunjukkan itu,” kata Ons.

Dengan melibatkan banyak museum dari berbagai daerah di Indonesia, menurut Ons, sekaligus juga menunjukkan alat-alat music koleksi museum tersebut tidak selalu berasal dari daerah di mana museum itu berada. Seperti Gamelan Mega Mendung yang berasal dari Cirebon, tetapi dikoleksi di Yogyakarta. “Bisa jadi ada pertukaran cinderamata berupa alat music antar raja pada zaman itu,” kata Ons.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

13 jam lalu

Kampus Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, Senin, 24 November 2014. [TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat; ANH2014112508]
Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa


Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

2 hari lalu

Warga melintas di dekat tempat pembuangan sampah sementara di Yogyakarta, Senin, 17 Juli 2023. Penutupan sementara Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan untuk penataan berimbas pada tutupnya sejumlah tempat pembuangan sampah sementara di Kota Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.


Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

2 hari lalu

Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menggelar Syawalan bersama abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta Selasa (7/5). Dok. Istimewa
Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.


Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

2 hari lalu

Ilustrasi busana kebaya. TEMPO/Fahmi Ali
Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.


Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

3 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?


Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

5 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.


Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

10 hari lalu

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi (KPH Aksi Yogyakarta) melaporkan Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Singgih Rahardjo karena dugaan sejumlah pelanggaran jelang masa pemilihan kepala daerah atau pilkada. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman


Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

16 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".


Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

17 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

18 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.