TEMPO.CO, Mojokerto - Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan menduga struktur bangunan dari tumpukan batu bata dan batu andesit yang ada di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, adalah bekas pemukiman masyarakat zaman Majapahit.
Selain meneliti tumpukan batu bata dan batu andesit yang sudah rusak akibat penggalian dan pengerukan lahan oleh warga, arkeolog BPCB juga mencatat struktur bangunan lainnya yang juga berupa tumpukan batu bata dan masih utuh. Jarak antara dua lokasi bangunan tersebut sekitar 100 meter.
Baca Juga:
Eksploitasi Batu Bata Kuno Majapahit Sudah Lama Terjadi
“Untuk bangunan di lokasi yang sebagian besar strukturnya sudah rusak diduga dinding atau pagar. Sedangkan untuk di lokasi yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi pertama ini diduga bekas bangunan,” kata arkeolog yang juga Kepala Sub Unit Penyelamatan BPCB Trowulan Ahmad Hariri, Selasa, 18 April 2017.
Selain masih berdekatan, kedua lokasi situs tersebut sama-sama terpendam dalam tanah dengan kedalaman 1-2 meter. Bedanya, sebagian besar struktur bangunan di lokasi pertama sudah rusak atau hilang akibat kegiatan penggalian dan pengerukan lahan. Sedangkan struktur bangunan di lokasi kedua relatif masih utuh. Bangunan tersebut seperti tembok dari batu bata kuno dengan ketinggian kurang lebih satu meter.
Baca pula:
Cegah Kerusakan Situs Majapahit, Polres Sosialisasi Cagar Budaya
“Namun perlu ekskavasi (penggalian) untuk melihat struktur secara keseluruhan,” kata Hariri. Struktur di lokasi kedua ini berada tepat di belakang atau barat kompleks pemakaman umum Dusun Bendo. Struktur tersebut sebenarnya sudah terlihat lama setelah ada penggalian ladang sekitar makam yang tanahnya digunakan untuk bahan baku pembuatan batu bata oleh perajin batu bata setempat. Namun oleh masyarakat temuan struktur tersebut tak dilaporkan ke pemerintah desa atau BPCB.
Bukti lain yang menunjukkan struktur di lokasi kedua adalah bekas bangunan adalah ditemukannya batu umpak atau batu untuk pondasi tiang penyangga bangunan. Batu tersebut berbentuk prisma trapesium sama kaki dengan panjang dan lebar alas bawah 30x30 centimeter, alas atas 25x25 centimeter dan tinggi 30 centimeter. “Selain fakta yang kami lihat di lapangan, menurut warga di daerah sini juga pernah ditemukan sejumlah benda peralatan rumah tangga yang membuktikan bahwa disini pernah jadi pemukiman,” kata Hariri.
Silakan baca:
Situs Purbakala Majapahit Dirusak, Siapa Jaga Arca Bersejareah?
Kepala Dusun Bendo, Ayuhan, mengatakan struktur bangunan purbakala yang berada di dekat makam kampung setempat itu sebenarnya sudah lama diketahui namun tak dilaporkan. “Termasuk batu umpak yang ada sekarang itu aslinya bukan disitu, tapi sudah dipindahkan ke atas permukaan tanah oleh orang-orang,” katanya.
Ayuhan mengatakan memang pengetahuan masyarakat tentang cagar budaya masih rendah. “Sehingga jarang yang melaporkan ke pemerintah desa jika menemukan bangunan atau benda purbakala,” katanya. Ke depan ia menghimbau agar masyarakat melapor ke pemerintah des ajika menemukan struktur bangunan atau benda diduga peninggalan purbakala.
ISHOMUDDIN