TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian yang menimpa Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dimaki Steven Hadisurya Sulistyo saat antre di Bandara Changi, Minggu, 9 April 2017 menjadi pembicaraan hangat di sosial media. Netizen mencela perbuatan Steven yang mengeluarkan kata-kata tak pantas kepada Tuan Guru Bajang itu.
Beragam komentar itu antara lain dari Abdul Kadir Hijaz menuliskan “Mulutmu harimaumu, entah apa yg ada di kepala pemuda ini. Seharusnya sbg org yg terpelajar, sangat tdk pantas keluar kata2 ini. Istilah minoritas dan mayoritas mau tdk mau kembali muncul di permukaan akbt ulahnya.”
Kemudian Violeta Pertiwi menuliskan, “Tidak paham, letak kesalahannya dari mana... dan tak jarang kemungkinan lingkungan disekitarnya membentuk pola pikirnya (Steven), keluarga, didikan dan lain-lainnya. Pemikiran yang tercermin pada ucapan yang dilontarkan sangatlah rasis, perlu perbaikan sampai ke akar-akarnya yang tidak terbatas pada Steven..”
Kabarnya, persoalan sangat sepele. Steven merasa Zainul Majdi menyerebot antreannya , dalam wawancara jarak jauh dengan TV One pagi tadi, Sabtu, 15 April 2017, Gubernur NTB itu mengatakan bahwa ia tidak menyerobot antrean siapapun karena sudah ada istrinya yang mengantre di counter Batik Air, Bandara Changi itu sebelumnya.
Ia mengatakan meninggalkan antrean sebentar untuk menanyakan sesuatu kepada petugas, kemudian kembali menemui istrinya yang dalam antrean. Saat itu mereka hendak terbang ke Jakarta, kejadian sekitar pukul 14.30.
Steven tidak terima dengan hal itu. Lelaki itu kemudian melontarkan kata-kata kasar kepada Tuan Guru Bajang. Dalam pesan berantai yang disampaikannya, ia mengatakan, “Tendensi rasis,” tulisnya. Meskipun ia dan istri kemudian sudah mengalah pindah lane antrean, tetap saja makian kasar Steven dilontarkan kepadanya.
Hingga sampai Bandara Soekarno-Hatta, karena merasa kata-kata yang dilontarkan Steven teramat kasar, Tuan Guru Bajang pun melaporkan ke petugas Bandara Soetta.
Singkat cerita, Steven kemudian membuat surat permintaan maaf kepada Zainul Majdi terhadap perlakuan kasarnya yang tergolong rasis tersebut. Gubernut NTB itu kemudian memaafkannya dan mengharapkan hal tersebut tidak terjadi pada siapapun lagi.
S. DIAN ANDRYANTO