TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menerima Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 9 Maret 2017. Dalam pertemuan itu, keduanya berbincang santai di beranda belakang Istana sambil minum teh.
"Seperti yang sudah sering saya sampaikan, bolak-balik kan sudah saya sampaikan bahwa saya akan mengatur waktu untuk beliau, Pak SBY," kata Jokowi. Namun waktu yang tidak pernah cocok membuat pertemuan baru terlaksana saat ini. "Memang kadang-kadang saya ada waktu, Pak SBY enggak ada. Beliau ada, saya pas barengan acara. Jadi waktunya sekarang."
Baca:
Di Veranda Istana, Jokowi dan SBY Ngobrol Sambil Minum Teh Hangat
Jokowi-SBY di Veranda, Pengamat: Sinyal Dukungan ke Ahok-Djarot
SBY adalah ketua umum partai yang terakhir bertemu Jokowi. Ketua umum partai yang pertama bertemu adalah Prabowo Subianto. Bahkan, dengan Ketua Umum Partai Gerindra ini, Jokowi lebih dari satu kali melakukan pertemuan, baik di kediaman Prabowo di Hambalang maupun di Jalan Kertajaya. Jokowi juga telah mengundang ketua umum partai lainnya, seperti Megawati Soekarnoputri, Surya Paloh, dan Zulkifli Hasan.
Keinginan kuat bertemu Jokowi disampaikan SBY saat jumpa pers pada awal Februari lalu untuk menanggapi kabar pembicaraannya dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin disadap intelijen. "Saya ingin ketemu Pak Jokowi, berbicara banyak hal sebagai sahabat, juga sebagai mantan presiden," kata SBY kala itu. Menurut dia, pertemuan tersebut belum juga terlaksana karena ada 2-3 orang yang melarang Jokowi bertemu dengannya.
Baca juga:
Nekat Ketemu Raja Salman, Ternyata 'Kanjeng Ratu' Sakit Jiwa
Duit E-KTP Masuk ke Hampir Semua Anggota Komisi
Sinyal bakal ada pertemuan antara Jokowi dan SBY diutarakan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 10 Februari lalu. Saat itu, Kalla mengatakan pertemuan Jokowi dan SBY akan berlangsung setelah pemilihan kepala daerah serentak pada 15 Februari 2017. Pertemuan seusai pilkada itu, kata Kalla, dilakukan untuk menghindari spekulasi yang bisa muncul karena menjelang pilkada.
SBY mengakui pertemuannya dengan Jokowi digunakan untuk mengklarifikasi sejumlah hal yang dikaitkan dengan dirinya. "Memang, karena jarang ketemu atau sudah lama tidak bertemu, mungkin saja ada informasi-informasi yang tidak sepatutnya didengar, baik oleh beliau atau saya sendiri. Tadi suasananya baik sekali karena dapat dijadikan sebagai ajang tabayun."
Namun, saat ditanyakan apa saja yang dia sampaikan kepada Jokowi, SBY enggan menjawabnya. Sedangkan Jokowi menjawab singkat. "Blakblakan kok di belakang," kata Jokowi sambil terkekeh. Seperti diberitakan, SBY pernah mengungkapkan dia menjadi korban informasi ngawur intelijen karena dikaitkan terlibat dalam demonstrasi besar ormas Islam pada 4 November 2016.
SBY mengaku bersyukur dan gembira akhirnya bisa bertemu Jokowi. "Seperti yang saya duga, beliau tetap percaya bahwa seorang SBY itu juga ingin berbuat yang terbaik untuk negara ini, untuk pemerintah beliau. Saya juga demikian, ya, Pak Jokowi juga, ingin betul membangun negeri ini," tutur SBY.
AMIRULLAH SUHADA