Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Diminta Dorong Populerkan Jurnal Ilmiah  

image-gnews
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. ANTARA/Risky Andrianto
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. ANTARA/Risky Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian untuk Masyarakat Unika Atmajaya Asmin Fransiska menyarankan pemerintah mendorong untuk meningkatkan penggunaan jurnal ilmiah.

"Selain mendorong dosen memproduksi jurnal, kedepan pemerintah perlu pikirkan penggunaan jurnal ilmiah itu," katanya kepada Tempo di Kemenristekdikti  1 Maret 2017.

Asmin mengatakan jurnal ilmiah masih sangat jarang digunakan sebagai referensi mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa strata 1 yang sedang menyelesaikan skripsi.

Selaku Dosen Fakultas Hukum, Asmin kerap mendapati anak didiknya menggunakan sumber terbuka di jaringan internet seperti wikipedia atau situs lain. Jarang sekali siswa menggunakan jurnal ilmiah nasional ataupun internasional dalam referensi atau catatan kaki skripsinya. Sumber terbuka di jejaring internal masih menjadi belum bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Baca : Enam Siswa Lamongan Ikut Olimpiade Sains Internasional

Hal ini itu berbeda dengan mahasiswa di negara maju kawasan Eropa, atau Amerika yang sudah diwajibkan menggunakan jurnal sebagai pedoman referensi dalam menulis skripsi, tesis atau karya ilmiah lain. Bahkan, kata Asmin, ada pula kampus yang mengharuskan mahasiswanya menggunakan jumlah minimal buku serta jumlah minimal jurnal untuk digunakan dalam karya ilmiahnya. "Jurnal itu bentuk tanggung jawab dosen terhadap keilmuannya," katanya.

Ia mengakui ada beberapa masalah dalam menggunakan jurnal nasional ataupun internasional dalam membuat tugas akhir kuliah di Indonesia. Contohnya ada beberapa kampus di daerah yang tidak terjangkau jaringan internet dengan baik. Masalah lain, ada beberapa jurnal berbayar yang mahal harganya. "Seseorang bisa keberatan membelinya, setiap kampus pun memiliki anggaran terbatas membeli jurnal berbayar," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya pemerintah telah menerbitkan beberapa aturan tentang pendanaan penelitian, salah satunya adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106 Tahun 2016 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun 2017 dan Permenristekdikti Nomor 42 Tahun 2016 tentang Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi.

Tahun ini, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melakukan Reformulasi Skema Pendanaan Penelitian di Perguruan Tinggi. "Hal ini guna mendorong riset yang berorientasi inovasi dan invensi," kata Menristekdikti, Mohamad Nasir, Rabu, 1 Maret 2017.

Simak pula : Dititipi TKI, Raja Salman Sudah Anggap WNI Seperti Warganya

Menurut Nasir, selama ini riset memang berbasis pada aktivitas, banyak peneliti di perguruan tinggi yang menggugat tentang kesulitan mempertanggungjawabkan keuangan. Akhirnya, Nasir meminta pada Menteri Keuangan supaya riset jangan berbasis pada aktivitas namun pada  hasil atau output. Menurutnya banyak perguruan tinggi yang punya inovasi yang bisa didorong.

Reformulasi skema penelitian, ditujukan untuk meningkatkan pencapaian jumlah publikasi, kekayaan intelektual dan paten serta prototype industri. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhamad Dimyati berharap perubahan skema penelitian itu akan meningkatkan produktivitas dosen di perguruan tinggi karena telah diselaraskan dengan sistem pengelolaan berbasis teknologi informasi. Akibatnya melalui skema ini pembuatan jurnal ilmiah akan lebih efisien, memiliki transparansi dana, akuntabilitas pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

MITRA TARIGAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

35 hari lalu

Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.