TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan 17 dari 24 sekolah sementara yang dibangun untuk menggantikan bangunan sekolah yang rusak akibat gempa bumi di Pidie Aceh, pada 7 Desember 2016. Pembangunan sekolah sementara dimulai pada 21 Desember 2016.
"Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, kami selesaikan tugas ini dengan tepat waktu, walaupun terdapat gangguan hujan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga, melalui siaran tertulisnya, Jumat, 3 Februari 2017.
Baca juga:
Presiden Jokowi Bagikan 1.190 Kartu Indonesia Pintar di Yogya
Mendikbud Targetkan 15.000 Sekolah Model Pendidikan Karakter
Sekolah sementara yang telah selesai pembangunannya dan telah dimanfaatkan yaitu, SMPN 3 Bandar Baru, SDN Jiem Jiem, SDN Tampui, SMPN Tampui, PAUD Kasih Ibu, SDN Peulandok Tunong, SD Mesjid Trienggadeng, SMKN 1 Bandar Baru, SDN Maliem Dagang, SMKN 1 Bandar Dua, SMPN 1 Samalanga, SMPN Pante Raja, MIN Paru, MAN Trienggadeng, MTSN Meureudu, SDN 3 Meureudu dan RA An-Nur.
Sedangkan sisanya, kata Danis, ditargetkan selesai pada pertengahan Februari. Antara lain MTSN Pangwa, MIN 2 Beuracan, MIN Panteraja, SD Peudeuk Tunong, SDN Muka Blang, MAS Panteraja dan MAS Ulumul Quran.
Danis menuturkan, dari 24 sekolah sementara itu, jumlah unit yang akan dibangun keseluruhan adalah 150 unit yang terdiri atas ruang kelas, ruang guru, perpusatakaan, mushala, laboratorium. "Sebagian telah selesai, fase terakhir pertengahan hingga akhir Februari akan diselesaikan semuanya yang tersisa 20 persen tersebut,” ujarnya.
Menurut Danis, anggaran untuk pembangunan sekolah adalah Rp 26 miliar, dengan memanfaatkan dana siap pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Sedangkan untuk bangunan permanen, pihaknya sudah melakukan perhitungan dengan kebutuhan anggaran Rp 166 miliar.
Sementara itu, untuk perbaikan dan pembangunan bangunan permanen, Danis berujar sudah memasuki tahap persiapan dan sedang dibahas oleh pemerintah agar dikeluarkan dasar aturan pelaksanaannya berupa peraturan presiden. Hal itu juga termasuk sumber penganggarannya.
Perbaikan sekolah permanen nantinya akan menggunakan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang merupakan teknologi tahan gempa, dan diperkirakan pembangunannya memakan waktu 6-12 bulan.
Selain sekolah dan madrasah sementara, Kementerian PUPR juga ditugaskan untuk membangun Rumah Sakit Sementara di RSUD Pidie Jaya yang saat ini telah melalui tahap pembersihan dan pemadatan lahan.
“Yang ditangani selain sekolah dan madrasah juga ditambah pasar, masjid dan meunasah, yang nanti harus kita kembalikan menjadi permanen, ada RSUD juga yang cukup vital yang harus kita perbaiki,” ujar Danis.
FRISKI RIANA