TEMPO.CO, Ngawi - Gedung Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Desa Kedungputri, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, roboh, Kamis pagi, 2 Februari 2017. Sebanyak 14 siswa dan guru menderita luka. Mereka menjalani perawatan medis di bidan, pusat kesehatan masyarakat, dan Rumah Sakit Umum dr Soeroto, Ngawi.
Kepala Kepolisian Sektor Paron Ajun Komisaris I Wayan Murtika mengatakan peristiwa tersebut berlangsung sekitar pukul 09.00. Ketika itu, kegiatan belajar yang diikuti 16 anak tengah berlangsung. Selain siswa, empat guru berada di dalam kelas tersebut. "Untuk siswa yang mengalami luka-luka ada 12 dan gurunya ada dua," kata dia kepada Tempo.
Sesaat setelah kejadian, Wayan melanjutkan, sejumlah warga, personel TNI Angkatan Darat, dan polisi melakukan pertolongan kepada para korban. Rata-rata di antara mereka menderita luka di bagian kepala dan sebagian harus dijahit oleh petugas medis. "Kami masih fokus pada penyelamatan korban dan melakukan pendataan," ujar Wayan.
Ditanya tentang penyebab robohnya bangunan, menurut dia, belum dapat dipastikan. Pihaknya masih perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut dari sisa-sisa bangunan yang terdiri atas ruang TK dan pendidikan anak usia dini tersebut. "Mungkin dalam waktu dekat perlu dilakukan penyelidikan," ucap dia.
Sri Retnowati, seorang guru TK setempat, menduga robohnya dua ruang kelas itu akibat tidak kuatnya bangunan. Ia melihat langsung bagian dinding tiba-tiba merekah dan tak berselang lama atapnya ambruk.
"Saya berada di dalam kelas (saat kejadian). Anak-anak menjerit," ujar perempuan yang mengalami luka-luka dan dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Widodaren ini.
Menurut dia, bangunan TK Dharma Wanita PKK Desa Kedungputri dibangun pada 2008. Sejak saat itu belum ada perbaikan yang dilakukan.
NOFIKA DIAN NUGROHO