TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa tim investigasi dugaan penyelundupan senjata oleh kontingen Indonesia untuk milisi perdamaian PBB di Sudan masih berlanjut. Dan, ditargetkan bisa selesai dalam waktu dekat.
"Menurut rencana, kalau tidak salah, sekitar tanggal 7 (Februari) ini. Tapi, itu kan bisa diperpanjang apabila diperlukan," ujar Retno saat dicegat di Istana Kepresidenan, Rabu, 1 Februari 2017.
Baca juga:
Dugaan Penyelundupan Senjata di Sudan, Kapolri: untuk Apa?
Dugaan Penyelundupan Senjata, TNI: Itu Satuan Tugas...
Sebagaimana telah diberitakan, kontingen milisi perdamaian asal Indonesia tertahan di Sudan sejak 20 Januari lalu. Mereka diduga mencoba menyelundupkan beragam senjata illegal saat hendak kembali ke Indonesia.
Adapun dugaan itu berawal ketika petugas Bandara Al-Fashir, Sudan, mendapati sejumlah senjata ilegal di dalam kontainer dekat barang bawaan kontingen Indonesia. Karena saat itu hanya ada barang-barang milik kontingen Indonesia, maka kepemilikannya dituduhkan ke Indonesia.
Simak pula:
Panglima Yakin Personel Tak Terlibat Penyelundupan Senjata
Wiranto: Buat Apa Menyelundupkan Senjata di Sudan
Polri, yang mengirim anggota milisi perdamaian, telah membantah senjata itu sebagai milik mereka. Namun, hal itu tidak memberikan hasil yang berujung pada Polri dan Kementerian Luar Negeri mengirimkan tim investigasi dan diplomasi ke lokasi para kontingen yang masuk dalam wilayah United Nation Mission in Darfur (Unamid).
Retno melanjutkan bahwa kabar terakhir yang ia terima adalah investigasi belum masuk ke substansi perkara. Namun, kata ia, proses investigasi yang bertujuan untuk membuktikan tuduhan ke Indonesia itu berjalan baik sejauh ini.
Retno pun menambahkan bahwa pemerintah setempat di Sudan sudah memberikan komitmen akan bersikap kooperatif dalam menyelesaikan perkara dugaan penyelundupan ini. Oleh karenanya, ia yakin investigasi tidak akan menemukan masalah ke depannya.
"Kemarin tim kami sudah bertemu Unamid dan hari ini kami akan bertemu dengan kontingen Indonesia. Mereka sangat mengapresiasi kontingen Indonesia juga. Menurut mereka, kontingen Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terbaik," ujar Retno.
Ditanyai siapa saja pejabat setempat yang telah ditemui Indonesia, Retno menjawab tim sudah bertemu Gubernur di Al Fashir, Deputy of Joint Special Representative Unamid, dan Police Commisioner Unamid. "Di Khartoum sendiri juga sudah bertemu pemerintah Sudan. Jadi, sehari, seperti minum obat, tiga kali saya berkoordinasi dengan tim di lapangan soal pertemuan itu," ujarnya.
ISTMAN MP
Silakan baca juga:
Analis Politik: Menuju 2019 Cikeas Vs Teuku Umar Memanas
BREAKING NEWS, SBY: Telepon Disadap seperti Skandal Watergate