TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon yakin kebijakan yang akan diambil Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbeda dengan pernyataan yang dilontarkannya. Trump, misalnya, pernah mengatakan melarang muslim masuk Amerika.
Baca juga: Trump Dilantik, Fadli Zon: Positif dan Negatif untuk RI
"(Itu) hanya merupakan teknik kampanye, dan kebijakan pemerintah pasti berbeda," ujar Fadli di ruang kerjanya, Kamis, 19 Januari 2017.
Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika ke-45 di Gedung Capitol, Sabtu dinihari, 21 Januari 2017, waktu Indonesia. Dalam pidatonya, Trump menjadikan kebijakan yang bersifat protektif dan mendahulukan kepentingan nasional sebagai prioritas kebijakan pemerintahannya.
Pada Desember 2015, Trump menyerukan larangan muslim masuk Amerika. Seruan terkait dengan kampanyenya itu didorong oleh penembakan di California yang melibatkan pasangan suami-istri yang diduga bagian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Fadli menuturkan Indonesia bisa mendapat dampak positifnya dengan dilantiknya Trump sebagai Presiden Amerika. Sebab, Indonesia bisa mendapatkan investasi dari para pengusaha negara tersebut, apalagi Trump dikenal sebagai pengusaha dan sosok yang bisa melakukan pendekatan bisnis dengan semua pihak. Saat ini, ucap dia, Trump sudah berinvestasi hotel berbintang enam dan tempat wisata di Lido, Jawa Barat, dan Tanah Lot, Bali.
Investasi Trump untuk dua proyek tersebut mencapai Rp 28,1 triliun. Gelontoran dana itu, kata Fadli, juga membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang kondisi hukumnya tidak mengganggu kondisi usaha. "Dan secara bisnis menguntungkan," ujarnya.
Sedangkan sisi negatifnya, ucap Fadli, Trump bisa mengeluarkan kebijakan yang merugikan secara ekonomi, seperti menaikkan suku bunga The Fed. "Investor Amerika di Indonesia bisa kembali ke negaranya," tutur Fadli.
HUSSEIN ABRI DONGORAN