TEMPO.CO, Bengkulu - Bank Indonesia memprediksi ekonomi Bengkulu pada 2017 tumbuh hingga 5,8 persen. Pertumbuhan signifikan dipengaruhi pengembangan pembangunan infrastruktur strategis.
“Tahun 2017 pertumbuhan ekonomi bisa 5,2-5,4 persen. Namun, jika ditambah pembangunan pelabuhan, akan terjadi peningkatan sekitar 0,63 persen, sehingga angkanya mencapai 5,8 persen,” ujar Endang Kurnia, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, dalam keterangan persnya, Rabu, 4 Januari 2017.
Baca Juga:
Endang menjelaskan, tingkat pertumbuhan ekonomi akan berkorelasi dengan meningkatnya angka inflasi. Kendati demikian, angka inflasi bisa dikendalikan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah. Ini berdasarkan data tahun 2016, yakni TPID berhasil meredam inflasi pangan sebesar 0,98 persen.
“Beras dan gula mengalami deflasi, sedangkan penyumbang angka inflasi terbesar terletak pada tarif angkutan udara,” tutur Endang.
Sementara itu, Wakil Gubernur Rohidin Mersyah mengungkapkan, target pembangunan infrastruktur akan mampu menarik investor untuk melakukan investasi di Provinsi Bengkulu.
“Tentunya dengan mudahnya konektivitas antardaerah dan pembenahan birokrasi yang kita lakukan mampu meningkatkan investasi di Bengkulu,” ujarnya.
Rohidin menambahkan, angka inflasi umum Provinsi Bengkulu pada 2016 adalah 5,0 persen. Nilai inflasi Bengkulu tertinggi ke-3 se-Sumatera dan tidak melebihi batas atas sasaran inflasi nasional. Adapun Sumatera Utara mencapai 6,34 persen dan Bangka Belitung mencapai 6,75 persen.
PHESI ESTER JULIKAWATI