TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, menjelang libur natal dan tahun baru, Jawa Timur siaga satu. Status itu ditujukan untuk pengamanan libur natal dan tahun baru.
"Statusnya siaga satu, seperti yang dibilang Pak Kapolda," ucapnya kepada Tempo di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur, Jumat, 23 Desember 2016.
Penetapan status siaga satu ini berkaitan dengan penangkapan terduga teroris di Banteng, Tangerang Selatan, dan Ngawi beberapa waktu lalu. Soekarwo menjelaskan, intelijen melaporkan kepadanya bahwa ada beberapa daerah di Jawa Timur yang sangat rawan menjadi sasaran teroris menjelang libur natal dan tahun baru. Tapi dia enggan menyebutkan daerah mana saja yang dimaksud.
"Kalau soal itu, biar Pak Kapolda yang menjelaskan. Saya diberi tahu tapi saya tak bisa sebutkan," ujarnya.
Dia menuturkan pengamanan menjelang natal dan tahun baru untuk seluruh Jawa Timur adalah kewenangan polisi. Itu sebabnya, dia enggan berkomentar soal proses pengamanannya seperti apa. "Tanya Pak Kapolda saja, ya," katanya.
Adapun Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Inspektur Jenderal Anton Setiadji sebelumnya menetapkan status siaga satu menjelang perayaan natal dan tahun baru. Menurut dia, seluruh Jawa Timur termasuk rawan. Untuk itu, pihaknya mempertebal pengamanan di daerah, terutama di pusat perbelanjaan, tempat ibadah, pelabuhan, bandara, dan terminal.
Polda Jawa Timur menerjunkan 12.015 personel untuk mengamankan natal dan tahun baru. Selain itu, 1.445 prajurit TNI dari Komando Daerah Militer V Brawijaya turut membantu operasi ini. Aparat akan ditempatkan di gereja, obyek vital, tempat wisata, dan tempat yang digunakan untuk perayaan tahun baru.
Polda Jawa Timur juga mendirikan 175 pos pengamanan dan 33 pos pelayanan yang ditempatkan di kepolisian sektor dan resor yang berada di wilayah Polda Jawa Timur serta tempat strategis lain.
EDWIN FAJERIAL
Baca juga:
TNI AL: Kru KRI Layang 635 Hilang Kontak karena Cuaca
Soal Harga BBM, Politisi Demokrat: Tak Perlu Menyindir SBY