TEMPO.CO, Bojonegoro - Ketinggian air yang membanjiri kawasan sekitar aliran Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro terus naik, Kamis, 1 Desember 2016. Genangan banjir di Bojonegoro meluas hingga 96 desa/kelurahan dan 15 kecamatan dari 28 kecamatan. Di antaranya di Kelurahan Klangon, Jetak, Ledok Wetan, Ledok Kulon, Mulyoagung dan Semampir. Sekitar 550 rumah di Kecamatan Kota kebanjiran.
Posisi Tinggi Muka Air (TMA) Bengawan Solo pukul 06.00 yaitu 14.96 phielschaal dan pukul 07.00 naik menjadi 14.99 phielschaal atau siaga kuning. Pada pukul 08.00 waktu setempat naik menjadi 15.02 phielschaal atau siaga merah. “Siaga merah,” kata Kepala Seksi Sarana dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ Budi Mulyono kepada Tempo.
BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum Bojonegoro menutup 56 pintu darurat di tanggul barat dan utara. Disediakan 24 ribu kantong pasir di pintu-pintu darurat, juga tanggul desa terdampak banjir. Seperti di Kecamatan Kanor, Balen, Kalitidu, Baureno, Trucuk, Padangan, Kapas, Dander, dan juga di Malo. Pintu darurat yang ditutup karung pasir dijaga polisi, anggota TNI dan juga hansip. “Tetap diawasi,” ujar Lurah Klangon, Tasmiran. Sebanyak 23 rumah warganya kebanjiran.
Pos-pos pengungsian milik BPBD di lima kecamatan telah siap menampung warga. Seperti di Gedung Serbaguna Jalan KH Mas Mansyur, penampungan di Kecamatan Trucuk, Padangan, dan Baureno. Kapasitasnya minimal 5000 pengungsi.
Rabu lalu, 30 November 2016, banjir bandang juga melanda Dusun Kejuron, Desa Bobol, Kecamatan Sekar. Sebanyak 12 rumah terendam banjir disertai lumpur dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter. Banjir itu akibat hujan deras.
SUJATMIKO