TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resort di Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, menjaga gereja di beberapa desa di kabupaten itu, terhitung mulai Minggu 13 hingga Senin 14 November 2016. Penjagaan itu menyusul terjadinya pelemparan bom Molotov di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu, 13 November 2016.
Di Bojonegoro, pengamanan terhadap gereja dilakukan dengan patroli dan penempatan anggota berpakaian preman. Misalnya di Kota Bojonegoro terdapat 12 lebih gereja besar dan kecil yang dijaga polisi. Seperti Gereja Katolik Santo Paulus, Jalan Jenderal Soedirman dan Gereja Kristen Jawi Wetan di Jalan Teuku Umar, Kota Bojonegoro.
Menurut Kepala Kepolisian Resort Bojonegoro Ajun Komisaris Besar Polisi Wahyu Sri Bintoro, pengamanan tempat ibadah gereja tak hanya di kota saja. Tetapi, juga gereja di desa-desa yang lokasinya jauh dari perkotaan.
Misalnya, gereja kecil di Kecamatan Margomulyo dan Ngraho—berjarak 60 kilometer dari Kota Bojonegoro. “Gereja kecil di desa tetap kita jaga,” ujarnya pada Tempo Senin 14 November 2016.
Baca: Balita Korban Bom di Gereja Oikumene Samarinda Meninggal
Wahyu menambahkan, dari 28 kecamatan dan 430 desa di Bojonegoro, anggotanya aktif melakukan pengawasan. Selain dari patroli Sabhara Perintis, juga dari Kepolisian Sektor dan Bintara Pembina Desa (Babinsa). “Babinsa kita aktif,” imbuhnya.
Sementara itu Kepolisian Resort Tuban, juga melakukan penjagaan terhadap gereja di kabupaten ini. Misalnya di Gereja Santo Petrus di Jalan Jenderal Soedirman, Kingking, dan juga Gereja Kristen Jawi Wetan di Jalan Basuki Rahmat Kota Tuban. Anggota melakukan pengamanan tertutup, dengan menempatkan anggota berpakaian preman.
Selain itu, sekitar 250 anggota Sabhara Perintis, juga patroli rutin ke gereja di Kota Tuban. Kemudian, Kepolisian Sektor di 20 tempat di Kabupaten Tuban, meningkatkan kewaspadaan.
“Kita buat jemaah gereja dengn nyaman,” ujar Juru Bicara Kepolisian Resort Tuban Ajun Komisaris Polisi Elis Suendayati pada Tempo Senin 14 November 2016.
Sebelumnya, ledakan bom molotov di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, terjadi sekitar pukul 10.10 Wita, Minggu 13 November 2016. Akibatnya, satu orang meninggal dunia, atas nama Intan Marbun, beberapa jam setelah dirawat akibat luka bakar. sujatmiko
SUJATMIKO