TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyindir Pengamat Politik dari Charta Politik, Yunarto Wijaya, yang sebelumnya telah menyinggung namanya terkait kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Yunarto berkicau di akun Twitternya, berdoa agar Fadli Zon diajak Trump ke Amerika.
"Kalo Trump menang, semoga Fadli Zon bisa ditarik ke sana, Jadi menteri juga kita rela kok, apapun deh ... #DoaTulus," ujar Yunarto seperti dikutip dari akun Twitternya pada Kamis, 10 November 2016. Kicauan Yunarto ini mendapat respon beragam dari masyarakat.
Bahkan Fadli Zon juga membalas cuitan Yunarto tersebut. Fadli mengatakan agar Yunarto tidak sinis terhadapnya. Lebih baik ia mengurus Gubernur Nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang terganjal skandal penistaan agama.
Baca: Trump Menang, Fahri Hamzah: Jokowi Harus Berhati-hati, Sebab...
"Bro gak usah sinis lah, urus saja dulu tuanmu @basuki_btp, sang penista," kata Fadli. Dia juga mengunggah cuitan yang sama di akun Twitternya dengan tautan sebuah berita tentangnya.
Sebelumnya, Fadli Zon bakal memberi ucapan selamat kepada Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang telah memenangi pemilu di negeri Paman Sam. "Paling nggak (ucapan selamat) di Twitter lah, kalau ada undangan ya tentu," kata Fadli saat dihubungi Tempo pada Rabu, 9 November 2016.
Fadli mengatakan dia belum mengetahui apakah akan ada undangan untuknya nanti dari Trump. Menurut dia, pertarungan politik di Amerika Serikat sangat besar. "Saya yakin siapapun yang menang hubungan Amerika dengan Indonesia akan baik-baik saja," ucap dia.
Baca: Trump Presiden AS, MUI: Bisa Berdampak Buruk terhadap Islam
Dia menilai Trump sebagai orang yang hangat. Hal itu ia kemukakan, mengingat, ia pernah bertemu dengan Trump beberapa bulan lalu bersama dengan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto. Fadli menilai, sosok Trump tidak seperti saat berpidato di muka publik.
Dia yakin, kebijakan yang akan dibuat Trump tidak akan seperti yang ia kampanyekan. Fadli yakin Trump akan peduli dengan minoritas, imigran, muslim di dunia, termasuk di Indonesia.
"Saat saya bertemu di Trump Plaza, dia bilang I like Indonesia, Moeslim Country, dan demokrasi," ujar dia menirukan Trump. Kata Fadli kampanye Trump selama ini hanya sebatas retorika untuk memenangkan pemilu.
AVIT HIDAYAT