Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerusuhan Manokwari, Polisi: Penembakan Sesuai Prosedur  

image-gnews
Pengamanan Kerusuhan. ANTARA/M Risyal Hidayat
Pengamanan Kerusuhan. ANTARA/M Risyal Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat Brigadir Jenderal Royke Lumowa mengatakan penembakan saat terjadi kerusuhan di Manokwari pada Kamis, 27 Oktober 2016, dilakukan sesuai dengan prosedur. Menurut dia, penembakan dilakukan karena massa sudah sangat anarkistis.

Royke berujar, saat itu, massa membakar enam sepeda motor patroli polisi, merusak satu pos polisi, serta menjebol bank dan toko yang berada di sekitar lokasi kerusuhan. "Sebelas orang yang berada di pos saat itu sudah terdesak," ucapnya saat dihubungi, Jumat, 28 Oktober 2016.

Tembakan polisi menewaskan Onesimus Rumayom, 40 tahun. Selain mengakibatkan korban tewas, kerusuhan menyebabkan lima orang terluka. Dua di antaranya kritis. Mereka adalah Erik Inggabouw, 18 tahun, dan Tinus Urbinas, 38 tahun. Kerusuhan dipicu oleh demonstrasi warga Papua akibat tewasnya bocah asli Papua, Vigal Pauspaus, di warung makan yang dijaga oleh penduduk asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Sebelum menembak seorang warga, Royke menuturkan anggotanya telah lebih dulu melepaskan tembakan peringatan dan tembakan pantul. Ia juga mengklaim polisi menggunakan peluru karet dan menembak ke arah kaki. Kerusuhan, ucap Royke, berlangsung sangat cepat. “Bila Polri tidak segera bertindak, akan lebih banyak korban yang bergelimpangan, baik dari masyarakat maupun Polri."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Royke mengatakan situasi di Manokwari sudah kembali kondusif saat ini. "Sudah kondusif sejak kemarin siang," ujarnya.

VINDRY FLORENTIN


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Beasiswa Mandek, Mahasiswa Papua Kelaparan Hingga Putus Kuliah

12 Juli 2022

Puluhan massa Forum Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Peduli Pembangunan di Tanah Papua melakukan aksi demo di sekitar Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa 7 Juni 2022. Dalam aksinya massa mendukung kebijakan pemerintah pusat yang akan membentuk daerah otonomi baru (DOB) di Tanah Papua. TEMPO/Subekti.
Beasiswa Mandek, Mahasiswa Papua Kelaparan Hingga Putus Kuliah

114 mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta terkatung-katung karena Pemerintah Kabupaten Manokwari tak membayarkan beasiswa sejak dua tahun lalu.


Beasiswa Mandek Sejak 2020, 114 Mahasiswa Asal Papua di Yogyakarta Terkatung-katung

11 Juli 2022

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) longmarch menuju Kantor LBH Jakarta usai aksi demo di kawasan Patung Kuda Monas, Jakarta, Rabu 1 Desember 2021. Dalam aksinya, mereka menuntut pemerintah Indonesia segera melakukan demiliterisasi, mencabut perpanjangan UU Otonomi Khusus dan memberikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua. TEMPO/Subekti.
Beasiswa Mandek Sejak 2020, 114 Mahasiswa Asal Papua di Yogyakarta Terkatung-katung

Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua tak memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswanya yang sedang kuliah di Yogyakarta sejak 2020.


Manokwari Rusuh, Penerbangan di Bandara Rendani Tetap Normal

19 Agustus 2019

Puluhan massa mengikuti aksi unjuk rasa di Manokwari, Papua, 19 Agustus 2019. Foto: Istimewa
Manokwari Rusuh, Penerbangan di Bandara Rendani Tetap Normal

Bandara Rendani yang berlokasi di Manokwari, Papua, tetap beroperasi di tengah insiden rusuh yang terjadi pada Senin, 19 Agustus 2019.


Perbaikan Jalan Berlumpur Putuskan Kabel Serat Optik Arah Bintuni

11 Juni 2019

21_ekbis_kabelseratoptik
Perbaikan Jalan Berlumpur Putuskan Kabel Serat Optik Arah Bintuni

Untuk mengejar ketertinggalan, sedang diupayakan kabel serat optik 200 meter terpasang dalam sehari.


2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

4 Desember 2018

Logo Istaka Karya. istimewa
2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.


TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

4 Desember 2018

Ilustrasi pembunuhan menggunakan pistol. Ilustrasi : Tempo/Indra Fauzi
TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.


Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

4 Desember 2018

Ilustrasi pembunuhan menggunakan pistol. Ilustrasi : Tempo/Indra Fauzi
Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.


Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

13 Juli 2018

Kapolda Papua Boy Rafli Amar. TEMPO/Rully Kesuma
Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.


10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

4 Juli 2018

Polisi berjaga-jaga setelah demo ratusan mantan karyawan PT.Freeport Indonesia yang terkena PHK karena polemik KK dan IUPK berakhir rusuh di Check Point 28, Mimika, Papua, 19 Agustus 2017. TEMPO/Hans Arnold
10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

Selain 30 polisi yang tewas, sebanyak 57 polisi terluka akibat bersinggungan dengan kelompok bersenjata di Papua.


Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

30 Juni 2018

Kapolda Papua Boy Rafli Amar. TEMPO/Subekti
Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

Setelah terjadi serangkaian serangan di Papua, kepolisian menempatkan tim khusus yang berisi gabungan anggota Polri dan TNI di sejumlah daerah rawan.