INFO MPR - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin sangat miris melihat nasib para petani di Indonesia yang sepertinya dijadikan rakyat kelas dua. Padahal, menurut dia, Indonesia adalah negara yang sangat besar, juga memiliki lahan sangat luas dengan kondisi alam dan iklim yang sangat cocok untuk bertanam, bertani, serta beternak.
Tapi, kata Mahyudin, anehnya negara ini dalam memenuhi kebutuhan pangan saja masih impor, mulai beras, jagung, gula, hingga garam dan singkong. “Ini luar biasa miris. Negara kecil seperti Selandia Baru saja bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Bahkan mereka bisa mengekspor keju dan mentega. Lalu, ada apa dengan Indonesia?” katanya setelah membuka Musyawarah Provinsi Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin, 24 Oktober 2016.
Mahyudin menuturkan, negara lain sangat bagus produksi pangannya berkat keseriusan mereka mengolah pangan dengan menggunakan teknologi. Menurut dia, dengan keseriusan dan aplikasi teknologi tepat guna, kesejahteraan petani juga akan meningkat dan membuat profesi petani menjadi profesi terhormat yang banyak menghasilkan keuntungan besar.
“Intinya, petani Indonesia harus mendapat dukungan semua pihak, baik dari pemerintah maupun elemen masyarakat, seperti HKTI. Kiprah HKTI saya lihat sangat bagus dalam mewadahi kelompok-kelompok tani di seluruh Indonesia dan menjembatani kebutuhan petani kepada pemerintah,” ujarnya.
Mahyudin berharap, program-program yang dicanangkan, baik oleh pemerintah maupun organisasi masyarakat seperti HKTI. “Jangan sekadar pepesan kosong tanpa aksi dan realisasi. Jangan hanya janji-janji manis atau seremoni-seremoni, tapi harus turun ke lingkungan petani dan membawa program yang langsung bisa diaplikasikan petani dan kelihatan hasilnya,” ucapnya. (*)