TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengambil langkah baru untuk mencegah bencana longsor di Garut, Jawa Barat, terulang. Menurut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Presiden Joko Widodo meminta dilakukan penanganan di hulu.
Baca:
Banjir Garut, 20 Orang Masih Hilang Pencarian Diperluas
Mengejutkan, Gadis Ini Berkedip Setelah 300 Tahun Kematiannya
Kesaksian Detik-detik Ibu & Anak Jatuh dari JPO Pasar Minggu
"Ini kan akibat kerusakan alam di hulunya," ujar Teten setelah melaporkan kondisi terbaru di Garut kepada Presiden Joko Widodo, Senin, 26 September 2016.
Menurut data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, lanjut Teten, 40 persen hulu sungai di Garut rusak parah. Misalnya, sungai dengan kemiringan 45 derajat, telah dijadikan lahan bercocok tanam, sehingga terjadi erosi saat hujan turun.
Langkah awal yang akan dilakukan, kata Teten, membentuk tim khusus yang menangani kerusakan di hulu itu. Teten mengatakan tim akan berisi figur dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Pertanian.
"Nanti hasilnya berupa action plan untuk pemulihan kawasan itu. Akan dirancang setelah tanggap darurat," ujar Teten. Teten menambahkan, rencana tersebut tidak akan dirataskan di Istana Kepresidenan.
Sejauh ini, proses tanggap darurat atas bencana longsor di Garut masih berjalan. Tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap korban-korban yang hilang dengan jumlah mencapai 20-an. Bencana longsor itu terjadi pada Rabu pekan lalu.
ISTMAN M.P.