TEMPO.CO, Dompu - Ratusan calon pegawai negeri kategori dua (K-2) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, kembali berunjuk rasa di gedung DPRD Dompu, Rabu, 21 September 2016. Unjuk rasa itu berlangsung unik, seperti pekan sebelumnya.
Para pengunjuk rasa mendatangi DPRD sekitar pukul 09.30 Wita sambil membawa poster berisi beragam tuntutan. Mereka mendesak pemerintah dan DPRD segera mengangkat mereka menjadi pegawai negeri.
Awalnya demonstrasi itu hanya dilakukan sambil satu per satu berorasi di atas mobil. Mereka mengecam Bupati Dompu H. Bambang M. Yasin yang dinilai tidak serius menyelesaikan kasus K-2. Namun, setelah berjam-jam, tak satu pun muncul perwakilan dari pemerintah dan DPRD.
Seorang demonstran bernama Ina Doji, 60 tahun, melompat ke mobil berisi pengeras suara. Saat itu seorang demonstran bernama Muttakun tengah berorasi. Ia merebut mikrofon itu. "Ingat Pak Bupati, kami datang untuk memperjuangkan nasib kami," kata Ina Doji sambil berteriak.
Ina Doji saat itu mengenakan jilbab berwarna merah, baju putih, dan celana hitam, seragam yang umumnya dikenakan para peserta demonstrasi itu. Ia terus saja berteriak. "Haji Bambang, kamu pernah duduk bersama dengan saya sebelum jadi Bupati. Ingat perjuangan kita dulu," ujarnya dengan lantang.
Ia akhirnya gerah karena tak satu pun anggota DPRD yang menemui mereka meski suaranya sudah mulai serak. Ina nekat melompat pagar dan memanjat pohon mangga di halaman gedung DPRD.
Di atas pohon, Ina Doji kembali berteriak supaya anggota DPRD menemui massa aksi untuk segera berdialog. Suaranya semakin serak. Ina terlihat sesekali meneguk minuman dingin yang diambil dari saku celananya.
Meski mengenakan seragam, Ina bukanlah pegawai honorer. Ia ikut berdemonstrasi karena memperjuangkan nasib anaknya yang termasuk 390 calon pegawai negeri K-2 Dompu yang pengangkatannya bermasalah.
AKHYAR M. NUR