TEMPO.CO, Kendari - Puluhan siswi SMP Negeri 15 Kendari diduga keracunan setelah meminum pil penambah darah yang diberikan petugas Puskesmas Mokoawu, Kecamatan Kambu Kendari Permai, Sulawesi Tenggara, Sabtu pagi tadi, 6 Agustus 2016.
Puluhan siswi itu segera dilarikan ke rumah sakit saat gejala keracunan muncul. Hingga saat ini, dari 200 siswi yang meminum pil penambah darah itu, 25 orang dilarikan ke Rumah Sakit Bahteramas setelah mengalami muntah serta pusing.
"Sewaktu habis minum pil itu, saya nyeri perut, keringat dingin, dan muntah-muntah. Setelah muntah itu, saya mulai pusing-pusing," kata Dita, siswa kelas IX yang mengalami keracunan, saat ditemui di rumah sakit.
Zainal Abidin, guru sekolah yang mendampingi para siswi di rumah sakit, mengatakan kejadian itu bermula saat pihak Puskesmas Mokoawu bertandang ke sekolah. Mereka bermaksud memberikan pil penambah darah bagi ratusan siswa perempuan di sekolah tersebut.
Menurut Zainal, kedatangan itu sudah diberitahukan kepada pihaknya sejak pekan lalu. Puskesmas mendatangi sekolah terkait dengan program pemberian obat bagi para siswa.
"Saya tidak terlalu paham tentang obat itu karena katanya ini program pemerintah. Makanya kami terima saja, tapi sempat saya dengar pil itu khusus untuk perempuan. Untuk yang haid bisa minum satu butir per hari, kalau yang belum haid seminggu sekali," ujar Zainal.
Pihak Puskesmas Mokoawu, yang juga berada di RS Bahteramas, belum memberikan reaksi. Mereka bungkam dan tidak berkomentar apa-apa saat dimintai konfirmasi perihal dugaan keracunan itu.
ROSNIAWANTY FIKRI