TEMPO.CO, Ternate - Otoritas Bandara Sultan Babullah Ternate membuka kembali aktivitas penerbangan dari dan ke Ternate pasca erupsi Gamalama, Rabu, 3 Agustus 2016. Keputusan itu diambil lantaran aktivitas Gunung Gamalama dianggap sudah menurun dan dinilai tidak lagi membahayakan penerbangan.
Anung Bayumurti, Kepala Unit Pelaksana Penyelenggara Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, mengatakan setelah dibuka kembali, Sabtu, 6 Agustus 2016, bandara itu telah melayani sedikitnya lebih dari 15 penerbangan dari tiga maskapai.
Penerbangan pertama merupakan pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Sam Ratulangi Manado, dan Sriwijaya Air dari Makassar, serta pesawat Batik Air dari Makassar.
“Untuk saat ini secara umum kondisi bandara sudah kembali normal. Kami akan melayani aktivitas penerbangan hingga pukul 17.00 WIT,” kata Anung kepada Tempo, Sabtu.
Menurut Anung, meski telah kembali dibuka, pihaknya masih tetap melakukan koordinasi dengan BMKG dan Pusat Vulkanologi menyangkut status Gunung Gamalama. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dini jika kemudian aktivitas Gamalama kembali meningkat.
“Untuk hari ini kami mendapatkan laporan kondisi cuaca dan aktivitas erupsi Gunung Gamalama sudah cenderung turun, dan kami diizinkan untuk membuka kembali bandara,” kata Anung.
Darno Lamane, Kepala Pos Pengamatan Gunung Gamalama Ternate, mengatakan status Gamalama hingga Sabtu ini masih pada waspada level II. Namun demikian, aktivitas Gamalama terlihat sudah mulai turun, meski masih terjadi gempa tremor dengan amplitude 0,5-1 milimeter.
“Kami juga masih belum mengizinkan masyarakat mendekati kawah Gunung Gamalama hingga radius 1,5 kilometer. Semua jalur pendakian masih ditutup,” kata Darno.
Rabu lalu Gunung Gamalama mengalami erupsi. Sedikitnya enam kelurahan di Kecamatan Ternate Pulau dan Bandara Sultan Babullah Ternate diselimuti abu Vulkanik. Dampak Gamalama juga membuat sejumlah sekolah diliburkan.
BUDHY NURGIANTO