TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengaku masih harus mendalami berbagai masalah yang ditangani kementeriannya. Dengan begitu, ia berharap bisa memberi informasi secara komprehensif.
"Saya akan jawab yang saya tahu. Tapi, untuk kurun seminggu ke depan, saya akan sedikit berbicara dulu karena harus mempelajari masalah yang ada," katanya di balai media Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Senin, 1 Agustus 2016.
Wiranto mengaku masih fokus mendalami program kementeriannya secara internal. "Saya selesaikan tugas-tugas internal dulu karena 17 tahun saya tak ke sini (Kemenkopolhukam)," tuturnya.
Menolak dianggap tak kooperatif, Wiranto meminta awak media memberi dukungan kepadanya dalam melaksanakan program-program prioritas pemerintahan. "Saya sekarang niatnya tidak cari popularitas dan tak cari masalah. Saya fokus kerja saja."
Wiranto, yang baru dilantik pada 27 Juli lalu, kini harus melanjutkan sejumlah “pekerjaan rumah” yang ditinggalkan menteri sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan, yang kini menjabat Menteri Koordinator Kemaritiman. Salah satu isu yang harus dia tangani mengenai penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat masa lalu yang kerap menimbulkan konflik horizontal, termasuk pelanggaran HAM di tanah mutiara hitam, Papua.
Wiranto masih harus memimpin koordinasi penyelamatan warga negara Indonesia yang disandera di Filipina selatan.
Ada pula agenda pembangunan basis pertahanan di Natuna, Kepulauan Riau, untuk mengantisipasi dampak konflik klaim wilayah di Laut Cina Selatan. Belum lagi soal kebijakan pemerintahan terkait dengan eksekusi mati, juga langkah konkret pemberantasan narkoba.
YOHANES PASKALIS