TEMPO.CO, Samarinda - Empat dari tujuh anak buah kapal TB Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf dikabarkan mulai terganggu kesehatannya. Kondisi sakitnya sandera diketahui setelah empat tawanan kelompok Al Habsy Misaya diberi waktu berkomunikasi dengan para istri mereka di Sungai Lais, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis, 28 Juli 2016.
Dian Megawati Ahmad, istri Ismail, mengaku kelompok penyandera memberi banyak waktu untuk berbicara dengan suaminya. Selain Dian, Elona Rahmadani juga berkesempatan berkomunikasi pertama kalinya sejak penyanderaan dengan suaminya, Robin Piter.
"Pertama kali Ismail, setelah itu Robin (Piter), lalu M. Masir dan terakhir Sofyan. Mereka mengaku sudah tak tahan, mereka mulai sakit," kata Dian kepada wartawan, Jumat, 29 Juli 2016.
Dian menuturkan kelompok Al Habsy Misaya menghubunginya Kamis kemarin sekitar pukul 08.00 Wita. Penyandera meminta dihubungi balik jika mereka ingin berbicara panjang dengan suaminya masing-masing. Semua komunikasi, kata Dian, menggunakan bahasa Inggris. "Sekitar jam 10.00 Wita saya hubungi balik dan kami diberi kesempatan berbincang hingga 15 menit 28 detik," kata Dian.
Tak banyak yang dibicarakan. Menurut Dian, intinya sandera ingin segera dibebaskan karena sudah tidak tahan. Ismail, kata Dian, berbincang sambil menangis. Suaminya, tutur Dian, langsung bertanya soal kondisi anak-anaknya. "M. Nasir sekarang sakit, kakinya infeksi," kata Ismail ditirukan Dian.
Dian tak berani menanyakan posisi suaminya. Hanya saja, kata dia, dari latar belakang suara dalam telepon, suasananya seperti di perkampungan. "Ada suara ayam di belakang, kayak berada di perkampungan," kata dia.
Soal nasib tiga sandera lain, Ismail mengaku tak mengetahui karena mereka dipisah. Elona juga berkesemoatan berbincang dengan Robin Piter. Menurut dia, dari suara suaminya diketahui kondisi kesehatannya mulai menurun. "Suami saya menanyakan apakah perusahaan sudah menyiapkan uang (tebusan). Kalau bisa cepat dibayar sebelum terjadi sesuatu," kata Robin Piter ditirukan Elona.
Sebelumnya, kelompok Al Habsy Misaya meminta perusahaan tempat empat awak kapal yang disandera segera membayar uang tebusan. Mereka meminta disiapkan uang senilai 250 juta Peso. Bila tidak ditebus, penyandera mengancam membunuh sandera satu per satu.
FIRMAN HIDAYAT