TEMPO.CO, Surakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengancam akan menutup izin lima ribu koperasi di wilayahnya. Sebab, status koperasi tersebut tidak aktif. ”Ada sekitar lima ribu koperasi tidak aktif,” kata Ganjar Pranowo saat ditemui di Surakarta, Rabu, 27 Juli 2016. Aktivitas koperasi bisa terpantau di antaranya melalui laporan Rapat Anggota Tahunan.
Menurut Ganjar, saat ini ada 28 ribu koperasi yang terdaftar di Jawa Tengah. Sebagian besar masih aktif meski dengan kinerja berbeda-beda. "Sehingga yang tidak aktif akan kami tutup," ujarnya.
Ganjar menginginkan pemerintah lebih fokus melakukan pembinaan koperasi. "Semua yang masih aktif akan kami dorong agar kinerjanya semakin baik," tuturnya.
Selain itu, penutupan bertujuan meminimalisasi penyalahgunaan lembaga koperasi. "Istilahnya ‘koperasi abal-abal’. Meski berbentuk koperasi, lembaga itu melakukan praktek lintah darat,” ucap Ganjar.
Rencananya, Ganjar akan memetakan kinerja koperasi yang masih aktif. "Akan diklasifikasikan sesuai dengan kinerja serta jenis usahanya." Pemetaan itu sesuai dengan program yang sedang didorong Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudi Rudyatmo juga berjanji akan melakukan hal yang sama, memetakan koperasi yang terdata di Surakarta. "Yang tidak aktif lebih baik ditutup."
Rudyatmo berharap hasilnya bisa digunakan dinas koperasi membuat perencanaan kerja. Terutama, mereka bisa memberikan pendampingan yang tepat sasaran. "Kami akan mementingkan kualitas dibanding kuantitas."
Dia berjanji pemerintah akan mengawasi koperasi yang beroperasi layaknya rentenir. "Kami akan bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan," katanya.
Menurut dia, praktek itu justru akan membebani masyarakat. "Kami juga berharap koperasi di Surakarta menyalurkan Kredit Usaha Rakyat." Apalagi, Kementerian Koperasi telah memberi lampu hijau bagi koperasi untuk ikut menyalurkan kredit berbunga rendah.
AHMAD RAFIQ