TEMPO.CO, Surabaya - Acara internasional The Third Session Of The Preparatory Committe For Habitat III (Prepcom) di Grand City Convention & Exhibitian Hall Surabaya secara resmi dibuka pada Senin, 25 Juli 2016. Pembukaan acara itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Sekretaris Jenderal Habitat III Joan Clos.
Joan Clos mengaku bangga dengan keberhasilan Kota Surabaya yang bisa memberikan contoh sebuah kota yang ramah dan nyaman bagi warganya. “Belajar dari Surabaya yang mana buaya dan hiu dapat hidup dalam damai. Terima kasih atas terselenggaranya konferensi ini,” kata Clos saat acara Welcoming Ceremony Habitat III Prepcom 3 di Plenary Room, Grand City Convention & Exhibition, Surabaya.
Menurut Clos, Habitat III itu merupakan agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dilaksanakan setiap 20 tahun sekali. Tujuannya untuk memastikan komitmen bersama menuju pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Adapun sidangnya akan digelar di Quito, Ecuador pada 17-20 Oktober 2016.
Sedangkan Habitat I diselenggarakan di Vancouver, Kanada, pada 31 Mei-11 Juni 1976 yang membahas permukiman yang layak untuk semua. Habitat II digelar di Istanbul, Turki pada 3-14 Juni 1996, yang membahas peningkatan kualitas hidup di perkotaan dan membangun kesadaran pentingnya pembangunan permukiman berkelanjutan untuk masa depan perkotaan. Partisipasi masyarakat dan kerjasama pemerintah adalah aspek penting yang akan menentukan arah pembangunan perkotaan ke depannya. “Nanti kita bertemu kembali di Quito,” ujarnya.
Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono mengatakan prepcom 3 ini akan menjadi momentum bagi negara-negara dunia untuk belajar dan mendapatkan inspirasi dari Kota Surabaya. “Mari kita semua belajar dan terinspirasi dari Surabaya dan Indonesia dalam mewujudkan agenda pembangunan perkotaan yang ideal dalam 20 tahun ke depan,” kata Basuki saat pembukaan itu.
Menurut Basuki, Indonesia terus berkomitmen menjadikan Agenda Baru Perkotaan dan hasil dari Habitat III sebagai acuan pembangunan perkotaan dan permukiman. Konkretnya, dengan adanya program 100-0-100, yaitu 100 persen sanitasi layak, 0 persen permukiman kumuh dan 100 persen air minum layak di tahun 2019. “Mari sukseskan program tersebut,” ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH