TEMPO.CO, Semarang - Provinsi Jawa Tengah bersama 35 kabupaten/kota di wilayahnya akan menggenjot produksi padi dengan memanfaatkan La Nina atau musim kemarau basah.
“Semua kabupaten dan kota kami minta komitmennya untuk teken kesepakatan menambah lahan tanam padi,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Rapat Koordinasi Pangan Peningkatan Luas Tambah Tanam dan Serap Gabah Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Kamis 14 Juli 2016
Luas tambah tanam padi di Jawa Tengah pada musim kemarau basah saat ini seluas 845 ribu hektare. Lahan yang tersebar di 35 kabupaten/kota ini bertambah 128 ribu dari luas sebelumnya yang hanya seluas 717 ribu hektare.
Dalam rapat yang dibuka Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman itu juga ada penandatanganan pernyataan kesanggupan menambah luas penanaman padi oleh Dinas Pertanian Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten/kota di Jawa Tengah. Bahkan program ini juga didukung Kodim se-Jawa Tengah. “Sinergi antara dinas pertanian dan TNI ini merupakan modal besar dalam rangka meningkatkan swasembada pangan dan ketahanan pangan,” kata Ganjar.
Saat ini, kata Ganjar, stok beras di Jawa Tengah sangat cukup. “Bahkan Bulog Jawa Tengah sudah meminta izin mengirim beras ke Kalimantan,” ujarnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong agar tak ada lagi impor beras di ke Indonesia. “Kami sampaikan bahwa impor sudah turun 47 persen,” kata Amran. Ia menambahkan produksi padi di Indonesia terus meningkat sehingga stoknya cukup untuk beberapa bulan ke depan.
Program penambahan luas tanam sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan harga pembelian pemerintah (HPP) pada komersil gabah. “Di samping itu, untuk menyerap hasil panen petani sebagai tambahan cadangan beras nasional,” kata Amran.
ROFIUDDIN