TEMPO.CO, Surakarta - Selama ini pelaku teror sering digambarkan sebagai sosok yang tertutup dan keras. Namun pelaku bom bunuh diri di Polresta Surakarta, Nur rohman, justru sebaliknya. Dia dikenal sebagai sosok yang terbuka dan ramah.
Bahkan warga Sangkrah RT 1 RW 12 Surakarta memilihnya untuk menjadi ketua rukun tetangga. "Kemudian dia mengundurkan diri sekitar Agustus tahun lalu," kata Wilarno, ketua RT yang baru.
Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Solo Terlibat Teror Bom Thamrin
Menurut Wilarno, Nur rohman merupakan pria yang suka bersosialisasi. "Saat kerja bakti, dia selalu berada paling depan," ujarnya. Hanya, sifatnya berubah saat bergabung dengan kelompok tertentu.
Baca: Kapolri Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Solo Anggota Jaringan Arif Hidayatulloh
"Dia tiba-tiba menghilang setelah ada penggerebekan teroris di kampung sebelah," tutur Wilarno. Tidak lama kemudian, istri Nur Rohman datang sembari membawa surat pengunduran diri suaminya sebagai ketua RT.
Baca: Terungkap, Pelaku Bom di Solo Masih Simpan 2 Bom
Semenjak itu, Wilarno tidak pernah bertemu lagi dengan Nur Rohman. Menurut pengakuan keluarga, Nur Rohman pergi ke Kalimantan untuk bekerja. Namun istri dan dua anaknya masih tinggal di kampung tersebut.
Nama Nur Rohman kembali dibicarakan owarga setelah kejadian bom bunuh diri di Polresta Surakarta. Nur diduga kuat menjadi “pengantin” dalam aksi bom bunuh diri tersebut.
AHMAD RAFIQ