TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan warga Purworejo dan wilayah lain di Jawa Tengah yang terancam longsor akan direlokasi secepatnya. Hingga kini, bencana tanah longsor telah menewaskan sedikitnya 43 orang, sementara 19 lainnya hilang. "Pendataan masih akan terus dilakukan,” kata Sutopo pada Senin, 20 Juni 2016, di kantor BNPB Jakarta.
Menurut Sutopo, relokasi akan dibicarakan lebih lanjut dengan Bupati Purworejo. Pemerintah pusat dan daerah akan membantu membangun rumah yang hancur di lahan relokasi. “Untuk lokasi akan kita bicarakan dengan Bupati. Mereka yang akan mencari lahan untuk lokasinya,” tuturnya.
Pemenuhan kebutuhan korban longsor dan banjir akan terus dilakukan, baik perbekalan, logistik, maupun kebutuhan dasar lainnya. “Para korban yang selamat diungsikan di balai desa dan sekolah, ada juga yang menumpang di tempat sanak keluarga mereka,” tuturnya. "Ahli waris korban longsor akan mendapatkan santunan dari Kementerian Sosial dan Kepala Daerah."
Hingga kini, status tanggap darurat belum ditetapkan Gubernur Jawa Tengah. Bupati dan wali kota di wilayah yang terdampak masih mampu menanganinya. Pemerintah provinsi dan pusat pun akan terus mendampingi mereka.
Bencana banjir dan longsor melanda wilayah Jawa Tengah pada 18 Juni 2016. Data yang diterima BNPB menunjukkan, korban tewas ada 43 orang, sedangkan 19 lainnya hilang. Pencarian korban akan terus dilakukan dalam 7 hari ke depan bersama tim gabungan. Prioritasnya di Desa Caok dan Desa Donorati, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Kepala BNPB Willem Rampangilei telah berada dilokasi sejak Minggu, 19 Juni 2016. Dia memberi arahan prioritas penanganan untuk korban hilang.
CHITRA PARAMAESTI | TJANDRA DEWI